Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Ritus Sayin Bayan sebagai Solusi Tawuran Remaja di Kedang

 

 

Kekayaan budaya Kedang harus diwariskan kepada generasi baru sejak dini

RakatNtt - Orang Kedang di Lembata memiliki keunikan budaya. Bahasa daerah Kedang berbeda dengan bahasa daerah lain di sekitarnya, sistem belis atau mahar yang cukup unik dan budaya lainnya yang masih amat kaya.

Bukan hanya itu, jika kita melibatkan diri untuk menggali kesejatian Kedang, akan kita temukan banyak hal lainnya termasuk ritus-ritus adat yang tidak saja bermakna religiusitas melainkan juga sebagai kerangka membentuk tingkah laku manusia.

Konsep-konsep filosofis tentang orang Kedang mesti terus digali untuk menemukan relevansinya dengan kondisi di masa kini.

Misalnya, orang Kedang menyebut manusia dengan sebutan Atedi’en (atadi’eng-dialek beberapa darah di pesisir), yang berarti ‘orang baik’. Aspek kebaikan dalam diri manusia harus mampu ditonjolkan. Karena itu, ketika terjadi kejahatan yang melebihi karakter binatang menggugat orang Kedang untuk kembali melihat konsep filosofis tentang dirinya.

Sebagai contoh, hingga saat ini, tawuran antarremaja Kedang masih sering terjadi, bahkan tak jarang mencatat sejarah paling buram yakni ada yang kehilangan nyawa.

Sebagai orang Kedang yang bergiat dalam menggali budaya Kedang, saya menemukan bahwa proses menyelesaikan persoalan sosial dengan menggunakan ajaran budaya lokal belum serius diperhatikan.

Yang ada adalah proses hukum menggunakan aturan negara; jika ada yang tawuran biasanya langsung diselesaikan di kantor polisi. Memang ini tidak salah, apalagi kita adalah warga negara Indonesia.

Namun, sebagai orang Kedang, nenek moyang kita telah mewariskan kekuatan budaya lokal yang menurut saya lebih tegas untuk bisa menyelesaikan konflik atau tawuran remaja yang sangat meresahkan hingga saat ini.

Sayin Bayan

Solusi berbasis budaya lokal amat penting karena konsep-konsep lokalitas sudah ada sebelum negara lahir dan sudah dipraktikkan oleh leluhur Kedang. Salah satu kekuatan budaya Kedang yakni sayin bayan.

Secara singkat, sayin bayan merupakan sebuah perjanjian adat yang amat sakral dan pantang untuk dilanggar. Orang yang melanggar sayin bayan akan mendapatkan risiko.

Karena itu, ritus sayin bayan sesungguhnya amat kuat dan masih relevan untuk konteks orang Kedang zaman sekarang.

Pertanyaannya, mengapa sayin bayan sudah mulai jarang dipraktikkan? Tentu ritus ini tidak sembarangan dilakukan. Oleh karena itu, salah satu masalah kronis yang belum mampu dicabut akarnya di bumi Kedang yakni tawuran antarremaja mesti menjadi perhatian serius untuk diselesaikan melalui ritus sakral dalam kepercayaan lokal Kedang. Tawuran ini merupakan masalah sosial yang berdampak luas.

Kita tentu mengapresiasi langkah-langkah yang sudah diambil oleh Pemerintah Desa dan pihak kepolisian untuk menyelesaikan patologi sosial di Kedang. Namun, penyelesaian itu hanya bersifat sementara; sebab motif beragam dan kejadiannya terus berulang dan tak mampu dibendung.

Oleh karena itu, menurut saya, ritus sayin bayan yang dikenal amat sakral dan ampuh bisa dipikirkan sebagai salah satu alternatif untuk berkontribusi menyelesaikan persoalan tawuran antarremaja.

Pemerintah Desa yang di dalamnya ada lembaga adat mesti sudah saatnya memikirkan solusi berbasis budaya. Para tetua adat masing-masing suku yang ada di setiap kampung, khususnya kampung yang rentan terjadi konflik antarremaja sangat diharapkan untuk memikirkan hal ini. Sebab cara penyelesaian dengan kerangka hukum negara belum  terlihat mencabut akar dari konflik antarremaja.

Oleh karena itu, Kedang sebagai salah satu etnis yang dikenal punya budaya lokal yang masih awet mesti juga mendalami kekuatan miliknya sendiri yakni sayin bayan.

Melalui ritus tersebut, dua kampung yang anak remajanya sering terlibat konflik, misalnya karena dendam yang belum padam, akan menjadi saudara dan berjanji untuk tidak berkonflik lagi. Kekuatan budaya seperti ini, tak boleh dianggap sia-sia, apalagi hanya dengan alasan dunia sudah modern.

Post a Comment for "Ritus Sayin Bayan sebagai Solusi Tawuran Remaja di Kedang"