Orangtua Apatis Membiarkan Anak-anak Kecanduan HP, Simak Dampak Buruknya
Kecanduan HP pada anak (pexel)
RakatNtt – Berita terbaru, Australia melarang anak-anak umur
di bawah 16 tahun tak boleh menggunakan media sosial. Tentu dengan pertimbangan
akan dampak buruk pada anak yang sudah sangat candu menggunakan HP.
Fenomena kecanduan HP yang dialami oleh anak-anak juga kita temukan di
Indonesia, lebih khusus di wilayah kita di NTT. Banyak penelitian mengungap
dampak buruk, misalnya radiasi HP dapat membahayakan Kesehatan mata pada anak,
konsentrasi anak menjadi terganggu, stres dan lain-lain.
Walaupun ditemukan banyak dampak buruk, masih terlihat banyak orangtua
tak menghiraukannya. Para orangtua justru memanjakan anak untuk menggunakan HP.
Ketika anak menangis, justru orangtuanya mengobati dengan memberikan HP kepada
anak untuk bermain game atau menonton youtube.
Kebiasaan ini sangat berdampak buruk pada anak tetapi juga serentak
menegaskan orangtua tak berpikir kritis tentang Kesehatan mental anak-anaknya. Apakah
orangtua model ini dikategorikan sebagai ibu dan bapak yang pemalas?
Dampak Buruk
Sebagaimana disinggung di atas, kita bisa melihat lebih lanjut
beberapa dampak buruk kecanduan HP pada anak. Pertama, radiasi. Banyak informasi
menegaskan bahwa radiasi sangat berbahaya bagi Kesehatan mata anak sebab saat
menikmati HP jarak antara layar HP dengan mata anak sangat dekat.
Bayangkan saja jika setiap hari dari pagi sampai malam hari sebelum
tidur, anak-anak masih diberi waktu untuk menggunakan HP.
Kedua, stres. Coba perhatikan ekspresi pada anak-anak yang sudah kecanduan
HP saat HP-nya mati atau rusak. Ekspresi mereka tidak lain adalah stres dalam
bentuk menangis tak henti atau guling-guling badan.
Ekspresi model ini menjelaskan bahwa mereka sedang stres. Jika hal ini
tidak diperhatikan suatu saat mental anak-anak akan terganggu; umur yang masih
dini sudah dilanda stres seperti orang yang punya banyak utang.
Padahal, anak-anak umur dini mestinya punya ruang kasih sayang, ruang
bermain di luar rumah dengan teman-teman bukan duduk atau tidur sambil nonton
HP sendiri. Apakah orangtua tidak melihat fenomena ini sebagai masalah?
Ketiga, individualis. Sudah saya singgung di atas, anak-anak yang kecanduan
HP akan terbiasa hidup sendiri atau individualis.
Mereka tidak lagi memikirkan orangtua atau teman-teman lainnya. Mereka
akan fokus menikmati HP. Hal inilah yang akan membuat anak-anak menjadi
individualis, tidak repot dengan teman-teman lain.
Padahal sekali lagi, anak-anak mestinya lebih banyak bermain di luar
rumah dengan teman-teman bukan tidur di kamar menikmati HP.
Orangtua Malas
Fenomena kecanduan HP pada anak tak terlepas dari peran orangtua. Saya
dapat menyebut orangtua demikian sebagai ibu bapak yang malas mengurus
anak-anaknya. Ketika anak menangis, yang seharusnya membutuhkan dekapan hangat
orangtua, justru anak-anak dimanjakan dengan HP supaya bisa berhenti menangis.
Padahal dengan memberikan HP, orangtua telah memberikan racun pada
anak. Di dalam HP, anak-anak bisa dan bebas mengakses apa saja bahkan bisa jadi
melihat video-video tak layak yang tersebar di facebook pro.
Orangtua model ini juga bisa dikategorikan sebagai orangtua yang
apatis atau tidak peduli dan tidak bertanggungjawab terhadap Kesehatan mental
anak
Apa yang Harus Dilakukan?
Dengan melihat banyaknya dampak buruk terhadap Kesehatan mental anak,
orangtua mesti mulai memikirkan jalan keluar. Tentu yang pertama adalah tidak
membiarkan anak-anak menjadi candu HP. Orangtua harus mulai menjelaskan kepada
anak-anak tentang bahaya menggunakan HP.
Kontrol ketat orangtua sangat diharapkan agar anak-anak tidak bebas
dan merasa bahwa HP adalah kewajiban mutlak yang tak boleh dilewatkan oleh
anak-anak. Orangtua punya peran penting untuk Pendidikan anak. Oleh karena itu,
orangtua bisa mengajak anak untuk bermain yang lain, misalnya menggambar atau
aktivitas kreatif lain tanpa HP.
Post a Comment for "Orangtua Apatis Membiarkan Anak-anak Kecanduan HP, Simak Dampak Buruknya"
Komentar