Lebih Baik Jhon Batafor Ikut Bimtek di Jakarta, ini Alasannya
Kita menanti permainan wakil rakyat untuk memenangkan hati rakyat |
RakatNtt – Media di Lembata
telah menyoroti penolakan tegas Jhon Batafor untuk terlibat dalam rangkaian
agenda Bimtek di Jakarta. Ia menolak karena menurutnya, kegiatan Bimtek di
Jakarta tidak sesuai dengan roh efisiensi yang sudah menjadi cita-cita secara
nasional.
Jhon
Batafor berpendapat, jika Bimtek di Kupang atau Lembata masih bisa diterima
agar anggaran Bimtek bisa dikurangi.
Artinya,
Jhon Batafor tidak menolak Bimtek, jika dilakukan di Kupang atau Lembata dengan
menghadirkan narasumbernya – apakah ini bisa dan aturan memungkinkan? Publik Lembata
pun mulai huru-hara dengan pendapat yang berbeda.
Tentu
semua ini adalah hal yang lumrah, karena setiap ide mesti diukur dengan ide-ide
yang lain tanpa saling memaksa – intersubyektif (Habermas).
Saya
sendiri menemukan bahwa Jhon Batafor telah menghadirkan dirinya sebagai DPRD
yang sadar konteks. Ia mampu melihat kondisi daerah dan memilah mana yang
substansial dan prosedural. Karena itu, menurut saya, ide dari Jhon Batafor
mestinya menjadi ide bersama.
Jhon
telah hadir dengan cara pikir baru yang berbeda, merombak metode jakartasentrik
yang tidak banyak manfaat untuk Lembata.
Namun
demikian, sebagai satu Lembaga formal, etika diskursus mesti dikedepankan. Artinya,
pembahasan soal rencana Bimtek tidak sekadar berujung pada polarisasi ide
tetapi ada kesamaan ide.
Tentu
saja pada konteks ini, Masyarakat bisa menilai bahwa ide Jhon yang mungkin
mewakili suara mayoritas Masyarakat tidak disetujui oleh 24 dewan yang lain
dengan alasan dan kepentingan yang berbeda pula. Artinya, Jhon menjadi anak tunggal
yang bersuara sendiri tanpa dukungan teman lain.
Dengan
demikian, secara prosedural, Jhon dikatakan tidak kuat karena idenya tidak
dapat diterima sebagai keputusan bersama. Lalu, apakah Jhon tidak mau ke Jakarta?
Berikutnya,
dapat kita ketahui bahwa 24 wakil rakyat lainnya melihat bahwa Bimtek ini
penting, apalagi jika dilakukan di Jakarta. Lantas, pada medsos, orang-orang
mulai tambah bumbu bahwa Bimtek di Jakarta menjadi kesempatan untuk
bersilahturahmi dengan petinggi partai dan lain-lain. Imajinasi liar seperti tersebut
masih sekadar bayang-bayang belaka karena Bimtek bukan untuk pergi “jabat
tangan hari raya” di Jakarta.
Apakah
dengan bersilahturahmi, para wakil rakyat Lembata ini mendapatkan sesuatu? Dapat
apa? Apakah harus ke Jakarta dengan menghabiskan anggaran ratusan juta?
Oleh
karena itu, bertolak dari pertanyaan-pertanyaan kecil di atas, menurut saya,
para wakil rakyat lainnya juga mesti menjelaskan secara detail seberapa
kualitas pentingnya Bimtek di Jakarta untuk mendukung kapasitas – pengetahuan dan
Nurani melayani – menjadi DPR yang cerewet saat sidang.
Jika
urgensitas Bimtek di Jakarta tidak bisa dibantah, maka Masyarakat tentu juga
akan mendukung, tetapi jika hanya untuk hal-hal tekhnis menjadi dewan, kita bisa
sepakat bahwa Jhon Batafor lebih bisa diterima.
Hal
lain yang perlu kita pertanyakan bahwa banyak petahana yang duduk di kursi
dewan pun turut mengikuti Bimtek. Apakah materi Bimtek ini terus berubah-ubah
setiap periode? Apakah ada dewan petahana yang bisa menjawabnya? Jika materi
yang itu-itu saja, mengapa semua harus ke Jakarta?
Beberapa
pertanyaan ini sedang berseliweran di medsos dan menurut saya pertanyaan yang
mestinya dijawab. Wakil rakyat yang sadar konteks harus tahu diri mana yang
substansial mana yang prosedural. Jika sebatas memenuhi kewajiban prosedural,
mengapa harus Bimtek di Jakarta?
Jhon
ke Jakarta
Walaupun
Jhon menolak mengikuti Bimtek di Jakarta. Namun, menurut saya, sebagai wakil
rakyat yang baru pertama kali duduk di Gedung Peten Ina, lebih baik jika Jhon
turut serta. Untuk apa?
Selain
untuk meningkatkan kapasitas kualitas sebagai dewan yang tentunya secara
prosedur sudah disepakati oleh suara mayoritas, Bimtek di Jakarta
menjadi kesempatan bagi Jhon untuk merasakan dan menilai langsung sekaligus menjelaskan
kepada Masyarakat bahwa Bimtek tidak penting – di Jakarta!
Tujuannya
agar Masyarakat tidak dibiarkan bertanya-tanya terus tentang substansi Bimtek
yang dirahasiakan; apa urgensinya? Selama Bimtek omong apa? Apakah lebih banyak
di dalam ruang sidang atau pesiar cuci mata di Jakarta?
Artinya,
Jhon yang menurut saya sadar konteks bisa menjadi penyambung lidah rakyat yang
merindukan jawaban tentang seberapa pentingnya Bimtek di Jakarta?
Jika
Jhon tidak turut serta, bisa jadi Bimtek yang hanya menghambur-hamburkan uang
akan direkayasa kebenarannya.
Selanjutnya,
ide Jhon tentang lokasi Bimtek di daerah bisa diperjuangkan lagi pada siding-sidang
berikutnya.
Post a Comment for "Lebih Baik Jhon Batafor Ikut Bimtek di Jakarta, ini Alasannya "
Komentar