Persebata, Kambing Hitam dan Jalan Tengah
RakatNtt - Salut untuk Persebata Lembata karena mampu meraih juara terbaik kedua setelah Bintang Timur Atambua yang adalah sebuah klub Sekolah Sepak Bola. Kita tentu tahu dan bisa membedakan kualitas sebuah klub sepak bola dari nama yakni sekolah sepak bola.
Untuk berduel dengan sebuah tim yang disebut sekolah sepak bola tentu tidak gampang. Sekolah sepak bola bukan sebuah tim dadakan atau tim yang baru mulai berlatih jelang ETMC.
Sekolah sepak bola punya aktivitas latihan rutin, belajar-mengajar tentang bola kaki setiap hari. Lalu, apakah Persebata Lembata dengan mudah mengalahkan mereka? Tentu tidak gampang.
Justru karena itu, juara dua di ajang ETMC terbaru patut dibanggakan karena Persebata mampu berduel bahkan menyamakan skor dengan sekolah sepak bola tersebut - hanya kalah saat adu pinalti, babak penuh misteri dan menunggu dewi keberuntungan.
Kata pengantar ini, mestinya direfleksikan oleh semua orang Lembata yang mencintai Persebata. Hal yang paling mendasar adalah mesti adanya rasa bangga atau rasa senang yang menggebu-gebu karena Persebata sudah masuk final bahkan sudah dua kali. Namun, gagal mengangkat piala karena kalah di adu pinalti.
Tentu saja Hasan Haju (HH) tak boleh dipandang sebelah mata atas perjuangannya mengembangkan sepak bola Lembata mulai tahun 2022.
Mesti ada kaca mata pembanding dari masyarakat Lembata untuk melihat kualitas Persebata dari sebelum HH dan sesudah HH. Apakah sebelum HH, kualitas Persebata lebih mampu diandalkan atau sebaliknya?
Hal yang pasti adalah sepak bola itu sebuah pertandingan. Artinya, Persebata khususnya masyarakat Lembata jangan langsung mengklaim bahwa Persebatalah yang harus juara.
Sebab pertandingan artinya, Persebata melawan musuh dengan beragam kualitas yang mungkin lebih unggul dari Persebata.
Rasa kecewa, tidak suka atas kekalahan adu pinalti di partai final melawan BTA tentu tak bisa terbendung. Namun, apakah dengan rasa kecewa ini, masyarakat Lembata bebas mengeluarkan kata-kata untuk mempersalahkan pihak-pihak tertentu dalam tubuh Persebata? Pikir dulu dan pikir lagi!
Kritik dan Kambing Hitam
Kita mesti membedakan kritik dan istilah kambing hitam. Kritik artinya ada daya berpikir kritis. Apalagi dalam dunia sepak bola, kritik mesti ditujukan pada strategi permainan, taktik, manajemen dll yang langsung bersentuhan dengan sepak bola.
Kritik berbeda dengan ad hominem atau menyerang pribadi tertentu.
Apakah dengan leluasa mengatakan HH “sombong” melalui dunia maya facebook bisa berterima? Tentu tidak boleh seperti itu.
Masyarakat Lembata termasuk saya juga sangat kecewa bahkan “memaki-maki” pemain saat tendangan bola tidak akurat tapi itu hanyalah luapan emosi sesaat yang tidak perlu dilontarkan hingga ke telinga pemain atau ke pelatih HH. Mengatakan HH sombong tidak bisa dilihat sebagai kritik.
Karakter seseorang tidak bisa dipaksakan untuk sama dengan karakter pribadi orang lain. Kita mungkin melihat orang lain sombong tetapi orang tersebut merasa bahwa ia tidak sombong; pribadinya, pembawaan dirinya memang seperti itu. Lantas, siapakah kita sehingga harus mengatakan atau memanipulasi karakter orang lain?
Justru dengan cara seperti ini, sekali lagi kita tidak sedang membangun sebuah kritikkan tetapi justru menyerang pribadi orang hanya karena rasa kecewa. Kesimpulannya jelas, kita cenderung mengkambinghitamkan seseorang hanya karena mimpi kita tak tercapai.
Padahal yang harus kita refleksikan adalah mengakui bahwa BTA bukan tim anak kecil yang baru lahir tadi pagi. Disitu dulu. Soal kekecewaan karena banyak pemain yang dilantik jadi “camat” hingga usai final, kita semua tentu punya rasa kecewa yang sama. Namun, itulah sepak bola, ada aturan main yang tidak seenaknya diintervensi oleh semua pihak.
Hal yang harus kita lakukan adalah memberikan catatan kritis bukan ad hominem apalagi mengedit foto HH disertai dengan caption out. Apakah ini kemudian dibenarkan begitu saja? Tentu tidak, dunia sepak bola internasional atau nasional tidak serta merta disamakan dengan dunia sepak bola lokal. Apalagi sesama anak Lamaholot, kita masih punya nilai lain yang mesti dijaga yakni tutur kata saling menghormati dan mengapresisasi sebuah perjuangan.
Apakah dengan mengatakan HH out atau sombong, lalu kita serta merta merasionalisasi narasi dengan mengambil contoh sepak bola internasional untuk membenarkan narasi-narasi miring tersebut harus diterima? Tidak semudah itu! Ada nilai lain yang harus dijaga sebagai sesama anak Lewo Tana Leu Awu’ untuk mengembangkan sepak bola Lembata apalagi sebentar lagi kita akan menghadapi ajang nasional.
Jika memang, mayoritas masyarakat Lembata menghendaki HH harus angkat kaki, maka sebagai tuan rumah, kita mesti mengucapkan terimakasih dan mengantarnya pulang dengan cara-cara yang beradab.
Video Klarifikasi Bukan Solusi
Master, salah seorang pemain senior Persebata Lembata, mendadak viral usai video klarifikasinya tersebar luas di Medsos. Ia membuat status di facebook yang menurut saya bukan hanya kritik melainkan ada narasi tertentu yang menyerang pribadi HH.
Maka, respons negatif dari pihak lain pun tentu tidak bisa dibendung. Ada kabar bahwa terjadi keretakkan tim atau ada “baku marah” usai status dari master viral.
Video klarifikasi tersebut ditanggapi bermacam-macam oleh netizen.
Walaupun, ada narasi dari master yang bagi saya tidak boleh diterima begitu saja tetapi memaksanya untuk membuat video klarifikasi adalah tindakan yang justru menambah kerumitan yang sudah ada.
Sayang sekali karena cara berpikir bijaksana tidak ditempatkan untuk menyelesaikan masalah. Yang sebaiknya dilakukan adalah mendamaikan dua hati yang retak bukan saling melempar api yang kemudian menjalar hingga ke grup teribut di Lembata yakni Bicara Lembata New.
Para Pejabat di Persebata Lembata mesti mampu membaca suasana psikologis baik dari master maupun HH sehingga cepat mengambil langkah bijak. Memaksa master untuk membuat klarifikasi seperti seorang penjahat korupsi adalah tindakan yang membuat suasana harmoni menjadi retak dan rusak.
Oleh karena itu, mesti ada jalan pikir lain yang dibangun usai keharmonisan ini mulai retak yakni memanggil semua pihak yang berkepentingan untuk duduk bersama. Saling memafkan adalah jalan pertama yang harus ditempuh.
Jika tidak, situasi panas ini akan terus disiram oleh bensin yang keluar dari mulut bebas netizen. Langkah cepat untuk mendamaikan persoalan harus cepat diambil sebelum Persebata benar-benar bubar. Yang paling penting di sini adalah soliditas Persebata. Baleo…
Post a Comment for "Persebata, Kambing Hitam dan Jalan Tengah"
Komentar