Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Nama-nama Lokal Orang Kedang Punya Makna Ekologis

 

 


RakatNtt - Nomen est omen: nama adalah tanda, nama selalu memiliki makna. Pepatah tersebut berlaku juga bagi orang Kedang di Lembata. Etnis yang memiliki bahasa unik ini punya banyak nama lokal manusia yang sama dengan nama tumbuh-tumbuhan. Tentu saja, pemberian nama tumbuhan kepada manusia menekankan makna filosofis ekologis, menyatunya manusia dengan alam.

Biasanya nama orang atau nama suku yang menggunakan nama tumbuh-tumbuhan memiliki kaitan sejarah tertentu dengan tumbuhan atau pohon tertentu. Walaupun demikian, makna-makna ekologis ini sulit ditemukan dalam pemahaman orang Kedang itu sendiri jika tidak didalami dalam keseharian mereka.

Kita ambil contoh misalnya ite (pohon rita), oro (lontar), odel (keladi) peu (mangga), ai (pohon), ta’ (kelapa), aur (bambu), lolon (daun).

 Baca Juga Kuliner Vegan Tradisional Indonesia

Nama-nama pohon atau tumbuhan tersebut sekaligus menjadi nama orang yang hingga saat ini sudah jarang digunakan lagi - dan lebih banyak didominasi nama agama atau nama luar.

Dari nama adalah tanda, kita bisa telusuri kaitan manusia Kedang dengan alam yang  begitu kuat, tentu juga ada aspek sejarahnya. Namun, untuk menggali lebih dalam sesungguhnya ada makna ekologis. Manusia dan alam atau tumbuh-tumbuhan punya relasi kausalitas, saling membutuhkan, makanya tak boleh ada yang lebih serakah.

Hal yang sama, selain nama, dalam budaya lokal Kedang juga menekankan pentingnya menjaga alam atau hutan, makanya sering ada cerita tentang ular besar di pohon beringin sebagai salah satu cara menjaga alam atau tidak menebang pohn sembarangan karena nanti digigit ular.

Selain pengetahuan lokal seperti narasi-narasi atau cerita, ada pula ritual adat Kedang yang selalu bersentuhan dengan pohon misalnya ritual di bawah pohon rita, ritual sebelum buka kebun atau potong pohon besar yang sudah jarang terlihat lagi.

Referensi lokalitas ini sebenarnya mau menggambarkan relasi manusia dengan alam yang saling menguntungan.

Karena itu, penting bagi orang Kedang untuk tetap memertahankan aspek budaya positif yang masih relevan dengan kehidupan orang Kedang zaman sekarang, khususnya dalam kaitan dengan ekologi di sekitarnya.

Hal ini juga tentu membantu orang Kedang untuk bagaimana melihat proyek-proyek raksasa seperti tambang yang akan mengeksploitasi alam dan melahirkan bencana bagi manusia, bukan selalu tergiur materialnya.

Dari semua yang diwariskan leluhur, kita tidak boleh menganggap itu sebagai yang sia-sia, sebab ada banyak sekali nilai, mata pelajaran lokal yang sangat bermakna dan relevan untuk kehidupan orang Kedang kini dan nanti. 

Karena itu, kita menganjurkan agar lembaga sekolah menghidupkan kembali pelajaran Muatan Lokal dengan kontennya tentang Kedang. Kita juga mendorong agar orang Kedang tetap memertahankan nama lokalnya.