Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Cerita Perung Harabora, Gurita Raksasa di Kedang

 

Ilustrasi

RakatNtt - Dari  Beyeng dorong migrasi saat anjing menari (Hamang) di aur lili, turunan Lahar Aur migrasi ke eluq laka naiq waq tepi tahiq bolong angin ke tempat yang bernama Perung owa. 

Tinggalah keturunan Lahar Aur di tempat itu. Lahar Aur memiliki 2 orang putra yakni Akung Lahar dan Lela Lahar.

Akung Lahar menurunkan Towe Akung  dan memiliki suku yang bernama Belutowe. 

Lela Lahar menurunkan Etoq Lela - Piraq etoq. 

Piraq Etoq menurunkan 5 orang putra yakni 

Lewun Piraq, Beni piraq, Talu piraq, Equl Piraq, Etoq piraq.

Mereka tinggal di tempat yg bernama Perung owa dengan damai, aman dan  tentram.

Pada suatu hari  di tengah-tengah lapangan (Alang) munculah lubang besar dan naiklah seekor harabora, gurita raksasa, yang naik untuk memangsa anak-anak yg bermain di sekitar lapangan tersebut.

Semua orang lari tercerai berai karena ketakutan dan sambil memikirkan bencana apa lagi yg menimpa mereka.

Semua orang yang tinggal di Perung Owa memikirkan bagaimana cara menaklukkan Harabora tersebut, lalu muncul sebuah ide, dengan menyiram Harabora tersebut dengan Wereq (jewawut) yang  dimasak sampai mendidih.

Merekapun memasak wereq di sebuah Periuk tanah (uyeng korong).

Setelah mendidih diangkat dan ditaruh di pinggir lubang besar tersebut dan menyuruh anak-anak main dan berteriak di kisaran lubang tersebut untuk memancing Harabora tersebut. 

Dengan mendengar suara anak-anak Harabora bergegas naik, lalu orang orang menyirami Harabora tersebut dengan Wereq yang mendidih dan Harabora pub mati.

Melihat bahwa Harabora telah mati, salah seorang nenek dari suku Belutowe menari dengan pedang (Pedaq lotaq ) di tangan.

Saking senangnya, dia membela sebuah gong hingga terbelah (bel kong).

Menjelang 3 hari bau bangkai dari Harabora sang gurita besar tersebut tercium di pelosok Perung owa, bau busuk yang tak tahan membuat orang-orang di Perung owa memutuskan untuk bermigrasi (Dorong dope') ke tempat lain yg tidak tercium aroma bangkai.

Sehingga tempat itu tidak lagi dinamakan Perung owa tetapi diganti menjadi Perung Harabora. 

Turunan Akung Lahar yang membentuk satu suku bernama Belutowe migrasi (dorong dope' ) ke wilayah Atelewar waq wangan kuhi kopong mapur deler lewar buyaq wangan sopeq (Atelewar walangnapoq).

Turunan Lela Lahar yg terbagi  menjadi 5 keluarga besar. 

Talu Piraq kemudian hari menurunkan suku Edang peutede. 

Etoq Piraq menurunkan 2 putra yakni Taran Piraq dan Beni Piraq. 

Beni Piraq menurunkan 4  suku: Leu Beni, Kiaq Beni, Hobing Beni, Leraq Beni.

Taran Piraq Menurunkan Rahaq Taran dan Rahaq Taran menurunkan 2 putra yakni Bote Rahaq dan Tawang Rahaq. 

Bote Rahaq menurunkan suku Edangwala, Tawang Rahaq menurunkan suku Taranpiraq.

Lewun Piraq menurunkan 4  suku: Tahiq Liaq, Lapi Liaq, Boki Liaq, Yaboki. 

Beni Piraq menurunkan suku Kiliq ro'ong; E'ul Piraq menurunkan suku Leubola.

Adapun peninggalan sejarah daripada kejadian tersebut yakni 

Lubang Harabora (gurita) masih ada di Perung Harabora.

Periuk tanah atau disebut uyeng korong, Gong yang terbelah 2 atau disebut "Bel kong", bekas kampung Perung owa (Perung Harabora).

*Oleh Firlan Laba Belutowe