Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Teater PATA Rayakan Ulang Tahun Pertama: Buka Babak Baru Kesenian Berbasis Riset

 

Para anggota awal teater PATA

RakatNTT, Maumere - Komunitas teater PATA Maumere merayakan hari ulang tahunnya yang pertama pada Kamis (10/10/2024) hari ini.

Dalam sejarahnya, Teater PATA lahir sebagai wadah akseleratif untuk mengembangkan minat kaum muda di Kabupaten Sikka terhadap kesenian teater.

Beranggotakan para mahasiswa Filsafat di Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero, Teater PATA mengembangkan model kesenian berbasis riset.

Mereka memotret gambaran mengenai pentingnya data untuk membangun sebuah skema pertunjukkan. Data tersebut dapat berupa hasil observasi, wawancara, dan arsip-arsip sejarah.

Ketua Teater PATA, Ando Roja Sola mengafirmasi, di tengah geliat kesenian yang cenderung performatif, data menjadi jawaban untuk menuntun seniman agar responsif terhadap zaman.

"Kami bertolak dari data. Kami tidak mau terlampau performatif. Dengan data, kami punya ukuran yang jelas saat menampilkan pertunjukkan," jelas Ando pada Kamis (10/10/2024).

Dengan modal seadanya, Ando dan kawan-kawan terlibat aktif dalam melakukan wawancara dan riset sebelum memulai pertunjukkan. 

Langkah pertama yang mereka lakukan adalah meriset beberapa arsip tentang teater di Indonesia. Mereka mempelajari skema artistik dan bentuk-bentuk pementasan.

Ando menyebut, langkah itu bermaksud mendekatkan mereka dengan praktik berteater yang telah dimulai sejak dahulu, sekaligus mencari kemungkinan-kemungkinan baru.

Selain itu, mereka juga berupaya mengadopsi beberapa naskah novel, cerpen, dan puisi untuk selanjutnya dibentuk menjadi sebuah teks teater.

"Tapi tidak berhenti di situ. Kami juga membuat pembacaan tersendiri terhadap persoalan-persoalan dalam kehidupan bersama, seperti ekologi, KDRT, bahkan human trafficking," tambah Ando. 

Program Manager Teater PATA, Chiko Anthonio menerangkan bahwa dalam catatannya, sejak 2023, mereka telah melakukan empat pementasan teater dan beberapa kegiatan diskusi.

Teater pertama yang berhasil dipentaskan berjudul Memorandum (September, 2023) yang tampil di Lekebai untuk mendukung pembangunan Gereja St. Maria Immaculata.

Sementara, pementasan lain berjudul Teater Tugu Buku (September, 2023), Teater Cerita Otak (April, 2024) dan Teater Tanah Mata Air (September, 2024). 

"Semua [pementasan] itu rata-rata bicara soal isu yang dekat dengan kami. Tujuannya supaya buka pemikiran publik bahwa kita sedang tidak baik-baik saja," jelas Chiko. 

Teater PATA, lanjut Chiko hendak menghadirkan pembacaan baru terkait persoalan-persoalan yang terjadi dalam keseharian.

"Dengan teater, kami mau selipkan pesan 'jaga lingkungan', 'jangan KDRT', atau 'anak harus sekolah'. Begitu kira-kira," tambah pria asal Maluku itu.

Meski demikian, baik Ando maupun Chiko menyebut, perjalanan panjang Komunitas Teater PATA selama setahun berlalu bukan tanpa tantangan.

"Tantangan awal itu pasti soal resistensi anggota ya. Banyak anggota kita yang masih kuliah, sehingga kadang mau kumpul buat program susah sekali," keluh Ando.

Selain anggota, aktivis kemanusiaan yang pernah bergiat di TRUK-F itu juga mengeluhkan rendahnya dukungan pemerintah.

"Kalau mau buat kegiatan, kita beberapa kali bertemu pemerintah. Jawabannya mereka dukung, tapi dukung seperti apa tidak tahu," lanjutnya sambil tersenyum.

Kendala finansial, pungkasnya, menjadi masalah yang cukup krusial. Beberapa program bahkan tidak berhasil dilakukan karena tidak memiliki pundi-pundi yang cukup.

"Kita sudah siasati dengan cara jual es atau gorengan. Tahun lalu, kita juga buka stand photobooth untuk acara wisuda di Ledalero. Tapi, kuat berapa dana begitu?"

Karena itu, Ando mengharapkan dukungan dari semua pihak untuk keberlanjutan Teater PATA. Dukungan tersebut sangat menentukan perkembangan ekosistem kesenian, khususnya teater di Kabupaten Sikka.   

Sejarah Pembentukan

Komunitas Teater PATA semula bernama The Director. Nama ini berasal dari group WA yang dibentuk oleh salah satu anggota untuk mengorganisir para sutradara teater.

Rancangan awalnya, The Director akan bertugas melatih kelompok Orang Muda Katolik (OMK) yang akan tampil dalam pentas penggalangan dana pembangunan Gereja St. Maria Immaculata Lekebai.

Teater PATA membawakan naskah Tanah Mata Air dalam gelaran Pesta Flobamoratas 

Namun, pasca pentas, mereka lalu berpikir untuk menggagas sebuah kelompok permanen sebagai tempat berkumpul dan bertukar pendapat antara sesama pecinta teater.


Maka, tepat 10 Oktober 2023, bertempat di Pantai Paga Beach, seluruh anggota group bersepakat mengesahkan pembentukan sebuah komunitas teater dengan nama baru: PATA.

Dalam bahasa Nage, istilah 'PATA' diasosiasikan dengan ucapan adat yang berarti kata, suara, tuturan, atau sabda. Istilah ini dirasa lebih tepat untuk mewakili suara anggota komunitas.

Dengan mengambil spesifikasi pada disiplin teater, PATA menjadi representasi suara kelompok marginal dan mereka yang terpinggirkan oleh kebijakan pemerintah.    

Semula, ada setidaknya 10 orang anggota yang terlibat aktif di Komunitas Teater PATA. Namun, dalam perjalanan waktu, sebagian memilih hanya menjadi relawan paru waktu. 

Sisanya ada yang mengundurkan diri dan yang lain merantau ke luar daerah. Namun, mereka memegang prinsip persaudaraan dan kekeluargaan sebagai fondasi membangun PATA.

Berkat dukungan sejumlah pihak, kini mereka mempunyai sebuah rumah tersendiri yang berlokasi di Jalan Manuwait, Dusun Lalat, Desa Nita, Kecamatan Nita.  

Selamat ulang tahun Teater PATA. Semoga selalu menjadi suara yang mengaung di belantara zaman. Sebab kalian telah menulis, "kami percaya bahwa teater adalah jalan untuk membebaskan jiwa dari tubuh yang terbelenggu."

Post a Comment for "Teater PATA Rayakan Ulang Tahun Pertama: Buka Babak Baru Kesenian Berbasis Riset"