Narasi Politik di BLN, Kata Makian terhadap Mama, Kapan Berakhir?
RaktNtt.com – Pilkada tahun 2024 menempatkan Lembata sebagai daerah dengan persaingan politik paling ‘rame’ karena hanya di daerah ini terdapat 6 paket calon Bupati dan Wakil Bupati.
Bicara Lembata New, grup Facebook paling bebas bernarasi kotor |
Walaupun Kabupaten kecil, tetapi iklim demokrasinya berjalan riuh. Ada yang bilang, dengan enam Paslon ini membuktikan Lembata sudah matang dalam perpolitikkan. Benarkah demikian? Mari kita simak tulisan ini.
Narasi Kotor
Politik secara sederhana harus kita pahami sebagai usaha untuk mencapai kebaikan bersama. Fokusnya ada pada kata ‘baik’. Mengejar sebuah kebaikan, mesti dilalui dengan proses yang baik pula, entah itu baik dalam cara berkomunikasi, maupun baik dalam aspek perbuatan.
Ketika gong Pilkada Lembata tahun 2024 dibunyikan, grup facebook Bicara Lembata New terlihat mulai ramai tiap detik dengan postingan-postingan politik dari para pengguna internet.
Ada yang menulis narasi kritik yang berimbang dengan bahasa yang mudah kita pahami, menggunakan Bahasa Indonesia yang benar dan sungguh kita nikmati cara penulisannya.
Namun, ada yang sangat sarkas dalam memosting pendapat politiknya di Medsos BLN. Narasi-narasi kotor, caci-maki, bully, penghinaan, kata-kata yang meredusir teman diskusi sebagai manusia politik sungguh jelas ada pada dinding facebook BLN.
Orang dengan seenaknya mencaci maki hanya karena pikiran atau pandangan orang lain berbeda atau pilihan politik berbeda.
Ada yang tidak mampu berdialektika secara profesional, malah memberikan respons yang sangat kasar – bodok, bebal, otak sempit dan kata-kata tak senonoh lainnya – bahkan ada yang sampai memaki-maki orangtua khususnya mama.
Ketika dicek profilnya, ternyata ada yang menggunakan akun palsu untuk meyerang pribadi orang. Ada pula yanag menggunakan akun “asli” tetapi sangat berani memaki mama.
Inikah budaya kita orang Lembata? Hanya karena napsu politik sesaat, mama yang berada di rumah dan tidak tahu tentang facebook menjadi sasaran makian.
Dari narasi-narasi kotor tersebut, menegaskan pula bahwa Lembata yang pernah dinobatkan sebagai Kabupaten literasi amat sangat tidak layak. Masyarakat kita – yang bernarasi kotor di BLN – telah merusak nama baik Lembata, merusak budaya kita, merusak norma agama dan kualitas pendidikan Lembata.
Lebih parah lagi, narasi-narasi seperti ini keluar dari mulut tim sukses Paslon dan dianggap sebagai fenomena normal.
Kapan Berakhir?
Kurang-lebih sebulan lagi, kita akan memilih pemimpin Lembata. Refleksi tentang Lembata dan para calon wajib kita lihat kembali sebagai pertimbangan sebelum memberikan suara.
Tentu tujuan kita adalah memilih pemimpin terbaik, maka proses yang kita lalui juga mesti berpegang teguh pada nilai kebaikan. Oleh karena itu, sudah saatnya, narasi-narasi kotor di BLN disudahi. Kita wujudkan kualitas dialektika di Mesdos secara baik.
Berbeda pilihan itu adalah fakta tak terbantahkan, berpikir kontra terhadap calon tertentu adalah normal jika diungkapkan dengan argumentasi rasional dan bisa dipertanggungjawabkan.
Jika narsi-narasi kotor dipertahankan, maka kita sepertinya belum memahami substansi dari demokrasi dan politik. Kita melihat politik hanya sebagai ajang meraih kemenangan dan keuntungan materi, bukan substansinya.
Untuk meminimalisasi semua ini, kita mengharapkan para pengurus inti 6 Paslon bisa menegur rekan-rekannya yang cerewet melebihi akal sehat.
Tim inti tak boleh membiarkan anggotanya bernarasi kotor tanpa kontrol. Jika dibiarkan terus, kita telah merusak citra politik Lembata dan mewariskan tradisi buruk kepada generasi mendatang.
Politik adalah jalan terbaik menata Lembata lebih baik, mari berpolitik mulai dari diri sendiri.
Post a Comment for "Narasi Politik di BLN, Kata Makian terhadap Mama, Kapan Berakhir?"
Komentar