Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Hilmar Farid Ajak Penjabat Gubernur NTT dan Bupati Alor Lanjutkan SLKL

 

Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemdikbudristek RI, menghadiri Festival Melang Bila di Lapangan Mini Kalabahi, Alor (Jumat, 13/9) 

RakatNtt.com – Festival Melang Bila, Ekspresi Kebudayaan Masyarakat Adat Alor telah mempertemukan Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemdikbudristek RI dengan Masyarakat Kabupaten Alor, Jumat (13/9) di Lapangan Mini Kalabahi, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur. 

Hadir pula, Sekjen Kemdikbudristek RI, Suharti, Penjabat Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto, Penjabat Bupati Alor, Zet Sony Libing dan segenap unsur Forkompimda terkait.

Festival yang dimulai pada pukul 19.00 Wita ini didahului dengan beberapa kegiatan lainnya yakni simulasi makan pangan lokal di SDN Hombol pada siang hari dan dilanjutkan dengan diskusi budaya di kampung adat Matalafang, Lembur Barat, Alor, pada sore hari.

Pada malam festival ini, Penjabat Bupati Alor mengucapkan terimakasih kepada Kemdikbudristek RI karena melalui program Sekolah Lapang Kearifan Lokal (SLKL) telah menyadarkan Kembali Masyarakat Alor tentang pentingnya mengonsumsi pangan lokal, misalnya beras hitam, beras merah, umbi-umbian, pangan laut dan lain sebagainya.

“Kami diingatkan Kembali melalui kajian yang dibuat oleh Kementerian tentang nilai-nilai budaya yang tersimpul di dalam, yang ada di Kabupaten Alor,” ungkapnya saat membawakan sambutan.

“Menyadarkan kepada kami betapa pentingnya makanan lokal ini. Sesuatu yang dari dahulu kala nenek moyang kami mewariskan kepada kami. Kami punya beras merah, kami punya beras hitam yang wangi luar biasa, jagung pulut, umbi-umbian, yang adalah makanan khas rakyat kami,” sambungnya. 

Penjabat Bupati Alor juga menegaskan bahwa perkembangan modernisasi berdampak pada pergeseran pola konsumsi, masyarakat Alor bergantung pada pangan impor, khususnya beras yang didatangkan dari luar Alor. 

Selain itu, Hilmar Farid, Dirjen Kebudayaan, Kemdikbudristek RI, mengajak Penjabat Gubernur NTT dan Penjabat Bupati Alor untuk melanjutkan program Sekolah Lapang Kearifan Lokal di wilayah NTT.

“Sekolah Lapang Kearifan Lokal, yang menghasilkan rekomendasi yang sangat baik, saya kira mohon Izin pak Pj Gub, pak Bupati, kita bisa teruskan program ini, SLKL ini karena disinilah kita menimbah banyak sekali pengetahuan,” harapnya di hadapan para partisipan festival Melang Bila.

Tak hanya itu, Penjabat Gubernur NTT yang membuka kegiatan tersebut juga menyampaikan apresiasi kepada Direktorat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemdikbudristek RI yang telah mengadakan program SLKL di NTT yang pada tahun 2024 ini meliputi Kabupaten Flores Timur, Sikka dan Alor. 

Menurutnya, NTT sebagai Indonesia mini memiliki banyak pengetahuan lokal yang masih hidup dengan ciri dan sifat yang unik dan diwariskan kepada generasi ke generasi. 

Namun, perkembangan modernisasi mulai menenggelamkan kearifan lokal NTT.

“Banyak generasi muda NTT yang mulai meninggalkan budayanya termasuk kearifan lokal dan lebih suka mengikuti budaya luar dengan nilai-nilai hidup modern yang membias. Karena itu kegiatan SLKL yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi merupakan sebuah langkah positif untuk kembali merevitalisasi nilai-nilai kearifan lokal,” ungkapnya. 

Ia juga mengharapkan agar nilai-nilai kearifan lokal tetap hidup dan menjadi penopang kehidupan masyarakat dari berbagai aspek.

Makan Gratis di Lapangan Mini Kalabahi

Festival Melang Bila akan dilanjutkan pada Sabtu malam (14/9). Pada festival hari pertama, Jumat (13/9) hadir ratusan warga Alor dari beragam latar belakang. Anak-anak sekolah, para pedagang, petani dan lain sebagainya turut serta menyaksikan festival bertema pangan lokal tersebut. 

Pada kegiatan ini, Pandu Budaya Alor menghadirkan ibu-ibu juru masak yang mewakili 5 pulau di Kabupaten Alor. Dengan menu yang beragam, mereka tampilkan keunikan pangan lokal yang ada di kampung mereka. 

Warga yang hadir di lokasi festival diundang untuk, selain menyaksikan pentas seni dan hiburan juga menikmati pangan lokal secara gratis.