Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Tak Lama Lagi Pemilu, ini Pesan Justin Wejak untuk Pejabat Lembata

 

Tak Lama Lagi Pemilu, ini Pesan Justin Wejak untuk Pejabat Lembata (ilustrasi) 


Rakatntt.com - Pesta Pemilihan Umum atau Pemilu sudah di ambang pintu, harapan demi harapan mengalir dari berbagai kalangan untuk para pemegang kekuasaan di negeri ini.

Yang terbaru, Dr. Justin Laba Wejak, putra Lembata yang berkarya di tanah Kanguru Australia menulis sebuah pesan WhatsApp yang ditujukan kepada para pejabat Lembata.

Dalam pesan WhatsApp yang tersebar di sosial media, Justin Laba Wejak memberikan beberapa catatan kritis dan pertanyaan terkait proses mengentas kemiskinan di Lembata.

Pesan singkat tersebut dikutip kembali oleh rakatntt.com sebagai berikut:

Saya membaca pemberitaan media oleh Media NTT tertanggal 16 Feb 2023 dengan selera tinggi. Selera saya terutama bukan karena masalah kemiskinan dan banyaknya rumah tak layak huni di Kabupaten Lembata, melainkan karena tumbuhnya kesadaran wakil rakyat untuk menyampaikan fakta apa adanya di muka umum, dan dirilis media.

Menurut laporan Media NTT, mengutip pernyataan wakil rakyat, ada 9.790 rumah tak layak huni, dan sekitar 26 persen dari total populasi Lembata tergolong 'miskin'. Angka itu mungkin lebih tinggi, tergantung apa alat ukurnya.

Namun, tak dijelaskan mengapa demikian, dan bagaimana mengentas 'kemiskinan'. Misal, apakah dugaan praktik 'korupsi' oleh pejabat (yang kadang susah dibuktikan secara hukum) dipandang sebagai salah satu jalan keluar dari keterpurukan? Apakah penciptaan lapangan kerja di Lembata yang merekrut tenaga kerja lokal mampu memutus matarantai kemiskinan?

Apakah maraknya acara-acara adat dan agama yang menyita waktu, tenaga dan biaya merupakan salah satu alasan utama kemiskinan struktural di Lembata yang harus disingkirkan? Masih banyak pertanyaan retoris-reflektif lain.

Saya berharap, fakta keburaman di Lembata tidak sekadar terucap di bibir dari podium. Lebih dari itu, ditindaklanjuti melalui kebijakan-kebijakan penyejahteraan rakyat banyak, bukan penggelembungan kocek-kocek pejabat tertentu. Ambillah apa yang menjadi hak pejabat, dan jangan rampas hak-hak rakyat.

Tak lama lagi pemilu. Semoga rakyat memilih orang-orang yang tepat nanti untuk menindaklanjuti apa yang diucapkan wakil rakyat terkait 9.790 rumah tak layak huni dan sekitar 26 persen 'kemiskinan' di Lembata.

Salah satu 'masalah politik' terbesar ialah 'politik masalah', artinya masalah dipakai untuk tujuan politik belaka. Ketika itu terjadi maka solusi susah diharapkan. Satu-satunya yang lestari (dilestarikan) ialah masalah. Jadi, jangan heran, apabila di tahun politik muncul litani masalah dan janji implisit pun eksplisit.

Salam akal sehat! *** (RO)