Merawat Ukiran Kuno pada Dinding Batu Liang Pu’en, Lembata
Mion Opong Datoq saat Mengunjungi Situs Purbakala, Ukiran Kuno pada Dinding Batu Liang Pu'en Desa Hingalamamengi, Kecamatan Omesuri, Lembata (Sumber Mion TV) |
RAKATNTT.COM – Mion Opong Dato’, salah seorang pemuda asal Desa Hingalamamengi, Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggaara Timur (NTT) pernah membangun diskusi kecil dengan penulis terkait ukiran kuno yang ada pada dinding batu Liang Pu’en.
Wakil Ketua Karang Taruna Desa Hingalamamengi tersebut mengemukakan bahwa
ukiran kuno yang pernah diteliti oleh para pakar arkeologi dari Universitas
Udayana Bali, kini menjadi tempat yang barangkali tak dianggap penting.
Dalam video singkat yang ditayangkan pada youtube Mion TV, terlihat jelas
bahwa ukiran kuno di Liang Pu’en, Desa Hingalamamengi sungguh tak terawat.
Padahal tempat tersebut merupakan aset Desa bahkan Daerah Lembata yang mesti
diperhatikan secara serius demi mendukung penelitian.
Relief kuno yang awal mula ditemukan oleh Hanan Abdul Latif sudah diteliti
oleh para pakar. Namun demikian, hasil penelitian tersebut belum diumumkan secara
resmi ke publik Lembata.
Kira-kira apa yang mau disampaikan ukiran kuno tersebut kepada orang
Lembata khususnya yang ada di Kedang? Itu, kira-kira pertanyaan dan rasa
penasaran yang ada dalam diri setiap orang Lembata.
Thomas B. Atalajar dalam bukunya Lembata,
dalam Pergumulan Sejarah dan Perjuangan Otonominya (2021) menyinggung soal
relief kuno ini. Ia mengekspresikan kekagumannya terhadap ratusan ukiran kuno
yang ada pada dinding batu Liang Pu’en.
Bahkan dalam beberapa kesempatan, ia mengharapkan agar tempat tersebut
dibeli oleh Pemerintah Kabupaten Lembata agar mudah dirawat sebagai aset
Daerah.
Saat pertama kali berdiri di depan dinding tebing berukir
(waq huraq) situs purbakala Liang Puen awal Oktober 2018, saya sungguh kaget dan
terkagum-kagum menyaksikan dengan mata kepala sendiri lukisan purba ini,...Saya
seolah sedang berdiri di bawah sebuah gerbang peradaban, kaki sebelah kiri ada
di ranah prasejarah dan sebelah kanannya, sedang melangkah masuk dunia sejarah
atau histori. (Hlm. 18)
Merawat Ukiran Kuno Liang Pu’en
Ukiran kuno di Liang Pu’en mesti dirawat. Kesulitannya ialah; siapa yang
mesti memulai proses perawatan kalau Pemerintah tak meresponsnya.
Mion Opong Datoq, Wakil Karang Taruna Desa Hingalamamengi menghendaki agar
situs tersebut dirawat oleh Karang Taruna bekerja sama dengan Pemerintah Desa setempat.
“Karang taruna dengan Pemdes bisa kerja sama untuk rawat situs tersebut
jadi tempat wisata misalnya. Kalau tidak, mungkin tempat itu bisa berubah jadi
hutan,” ungkapnya saat dihubungi, Kamis (3/11/22).
Ia juga mengharapkan agar Pemerintah Daerah Lembata dalam hal ini Dinas
terkait bisa memerhatikan situs Liang Pu’en sebagai tempat yang mesti
diperhatikan oleh Pemerintah, baik di Desa maupun Daerah Lembata. (RO/Red)