Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Kapan Dunia Kiamat? Ini Jawabannya Menurut Keyakinan Kuno Orang Kedang, NTT

Dunia Kiamat Akan Terjadi Saat Matahari dan Bulan Berdamai Kembali



Rakatntt. com - Kapan dunia kiamat? Pertanyaan eskatologis itu masih menyimpan misteri hingga kini. 

Tak ada pakar profesional yang mampu memberikan jawaban pasti tentang misteri dunia kiamat. 

Dalam Kitab Suci, kita sudah dijelaskan tentang tanda-tanda dunia kiamat, misalnya bencana alam yang tak berkesudahan, orang-orang mati akan bangkit dan lain-lain. 

Namun, tentu saja bahwa dunia kiamat dalam setiap keyakinan yang dipercaya oleh manusia di dunia ini berbeda-beda. 

Sebuah keyakinan kuno di Kedang, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), dunia kiamat akan terjadi ditandai dengan rekonsiliasi atau berdamainya kembali bulan dan matahari. 

Lantas, siapa itu bulan dan matahari? Apakah bulan dan matahari adalah benda langit yang dipahami secara denotatif ataukah ada unsur filosofis dan teologis di dalamnya? 

Mari kita cari tahu. Dalam keyakinan kuno orang Kedang, bulan dan matahari adalah dua sosok dewa yang saling bermusuhan hingga kini, ibarat siang dan malam yang tak pernah akur. 

Dikisahkan dalam sebuah mitos, dahulu kala ada sebuah kehidupan sempurna, penuh damai di Kerajaan langit. 

Waktu itu, dewa bulan dan matahari masih bersatu, tak ada permusuhan. 

Namun, dalam perjalanan waktu, konflik mulai muncul; dewa bulan menuduh matahari adalah suanggi atau pemegang ilmu hitam. 

Berawal dari saling curiga ini, lahirlah konflik yang tak berkesudahan antara bulan dan matahari. 

Konflik ini pun tertular ke dunia. Maka, dalam keyakinan kuno orang Kedang, dunia kiamat bukan sekadar akhir dari kehidupan, sebagaimana cerita Kitab Suci. 

Dunia kiamat di sini lebih pada aspek filosofis yakni kembalinya manusia pada suatu tatanan dunia baru yang penuh damai dan aman. 

Bulan dan matahari mesti berdamai kembali menciptakan kesempurnaan. 

Secara mikrokosmis, bulan dan matahari ada dalam tubuh manusia yang selalu dilanda konflik. 

Yang sempurna bisa kembali, jika manusia membersihkan dirinya, berdamai dengan diri. 

Lebih luas, manusia mesti menghancurkan semua tingkah laku buruk atau dosa-dosanya agar ia bisa meraih hidup yang sempurna. 

Manusia mesti berdamai dengan alam, dengan Tuhan dan sesamanya. 

Artinya, dunia kiamat bukan sekadar gambaran akan kehancuran dunia, tapi secara filosofis adalah sebuah bentuk katarsis, menghancurkan yang jahat, membersihkan yang kotor agar sampailah pada kehidupan baru yang sempurna. (RO/Red)