Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Kritik Atas Teori Darwinisme

Oleh Aloysius Wudi, Mahasiswa Fakultas Filsafat UNWIRA Kupang

Abstraksi

Setiap kali orang mempelajari terjadinya kehidupan di Bumi ini, selalu bermula dari problema mengenai dari mana datangnya hidup, dari mana asalnya dan bagaimanakah terjadinya hidup ini.  Menurut teori evolusi Darwin, aneka organisme yang berkeriapan di muka bumi bukannya diciptakan sekaligus dalam keadaan seperti sekarang ini, melainkan merupakan hasil sebuah perkembangan selama ratusan bahkan miliaran tahun. Hasil suatu perkembangan panjang dari bentuk-bentuk yang sederhana, yang mana merupakan dari satu atau dari beberapa jenis purba saja yang merupakan bentuk organisme hayati yang asli. Pencetus teori evolusi modern ini mampu mengguncangkan iman dan mengganggu para pendukung kreasionisme. Karena para kreasionisme mengatakan bahwa segala kehidupan di muka bumi ini adalah diciptakan oleh Allah.

Kata kunci : evolusi, kreasionimse, manusia, perubahan

Pendahuluan

Secara etimologi evolusi berasal dari bahasa Latin “e” artinya “keluar” dan “volvere” artinya “bergulung”. Secara harafiah evolusi berarti keadaan berkembang atau keadaan tumbuh. Pengertian lainnya yang terpokok ialah perkembangan tahap demi tahap yang dilawankan dengan tidak adanya perubahan sama sekali.

Paradigma yang berkembang mengenai teori evolusi adalah penyangkalan teori evolusi dan cenderung mendehumanisasikan manusia melalui sejarahnya. Karena manusia dalam teori evolusi berasal dari kera. Tidak sedikit kalangan yang mengkritik habis teori evolusi hanya berupa dongengan belaka. Terutama dari kalangan agamawan yang menentang habis teori evolusi sebagai teori yang murtad dan menentang kebesaran Tuhan.

Teori Darwin

Charles Darwin dilahirkan 12 Februari 1809 dan wafat 19 April 1882. Ia adalah seorang naturalis dan ahli geologi Inggris dan paling terkenal untuk kontribusinya terhadap biologi evolusioner. Beberapa ide dasar teori evolusi Darwin antara lain: Pertama, seleksi alam: Darwin menyimpulkan bahwa yang dapat dicapai oleh manusia dengan cara berencana dapat pula tercapai oleh alam sendiri dengan cara seleksi.

Kedua, tentang bukti evolusi: Darwin mengatakan bahwa pada hewan dan tumbuh-tumbuhan yang dibudidayakan menunjukan proses seleksi alam yang telah menghasilkan suatu fenomena yang secara formal identik dengan evolusi.Ketiga, reproduksi seksual dan variasi: Dimana ia mengatakan bahwa reproduksi seksual merupakan prasyarat untuk terjadinya variasi individu dan variasi merupakan syarat yang diperlukan untuk evolusi melalui seleksi alam. Atau dengan suatu kesimpulan bahwa evolusi terjadi melalui proses seleksi alam.

Hanya makhluk hidup yang dapat menyesuaikan diri dengan alam yang dapat berahan hidup. Pendapat lainnnya bahwa semua spesies yang ada di bumi berasal dari nenek moyang yang sama (Common ancestor), yang berkembang dari waktu ke waktu.

Pendapat Beberapa Tokoh Terhadap Teori Darwin

Beberapa tokoh yang memperbincangkan teori evolusi Darwin diantaranya Adnan Oktar, seorang pemimpin kultus dan kreasionis Islam, Ager, Dawkins, dan Futuyama. Oktar, dengan karyanya yang berjudul “Menyibak Tabir Evolusi”, menentang hadirnya teori evolusi. Ia mengatakan bahwa sejumlah spesies makhluk hidup mengalami kepunahan, tetapi tidak ada spesies yang berubah menjadi spesies lain. Hal ini menjelaskan bahwa seluruh spesies makhluk diciptakan oleh Allah dalam keadaan berbeda satu sama lain, dan mereka tidak mengalami evolusi apapun sejak saat mereka diciptakan.

Derek V. Ager (ahli paleontologi Inggris), mengakui fakta ini: “Jika kita mengamati catatan fosil secara terperinci, baik pada tingkat ordo maupun spesies, maka yang selalu kita temukan bukanlah evolusi bertahap, namun ledakan tiba-tiba satu kelompok makhluk hidup yang disertai kepunahan kelompok lain. Kehidupan muncul di muka bumi dengan tiba-tiba dan dalam bentuk kompleks.

Richard Dawkins, ahli zoologi Oxford, pembela evolusionis terkemuka, menyatakan: “Lapisan batuan Kambrium yang berumur sekitar 600 juta tahun, adalah lapisan tertua di mana kita menemukan sebagian besar kelompok utama invertebrata. Dan kita dapati sebagian besarnya telah berada pada tahap lanjutan evolusi, saat pertama kali mereka muncul.”

Douglas Futuyma, ahli biologi evolusionis mengatakan: “Organisme muncul di muka bumi dengan dua kemungkinan: dalam bentuk yang telah sempurna atau tidak sempurna. Jika muncul dalam bentuk tidak sempurna, mereka pasti telah berkembang dari spesies yang telah ada sebelumnya melalui proses modifikasi.

Jika mereka memang muncul dalam keadaan sudah berkembang sempurna, mereka pasti telah diciptakan oleh suatu kecerdasan dengan kekuasaan tak terbatas.” kecerdasan dan kekuasaan tak terbatas itulah yang kita kenal Tuhan Sang Pencipta.

Bukti Yang Meruntuhkan Teori Evolusi Darwin

Darwin mengatakan bahwa makhluk hidup yang ada sekarang berasal dari hal yang sama, yaitu makhluk bersel satu. Setelah mengalami berbagai variasi kecil dan bertahap, ia berevolusi menjadi makhluk yang lebih kompleks, hingga menjadi seperti makhluk yang ada saat ini.

Akan tetapi hal ini gagal karena sampai saat ini belum ada ilmuwan dari pihak pembela teori evolusi yang berhasil membuat sel tunggal yang dipercaya terjadi secara kebetulan oleh teori Darwin. Dengan bukti ini saja telah meyakinkan kita bahwa sebenarnya teori evolusi adalah kesalahan dalam memahami fakta sebenarnya tentang alam dan kehidupan.

Menurut teori evolusi Darwin, aneka organisme yang berkeriapan di muka bumi bukannya diciptakan sekaligus dalam keadaan ini, melainkan merupakan hasil sebuah perkembangan selama ratusan bahkan miliaran tahun.

Hasil suatu perkembangan panjang dari bentuk-bentuk yang sederhana. Menurutnya perubahan ini berlangsung secara suksesif. Dengan demikian, maka seharusnya pernah terdapat sangat banyak spesies peralihan selama periode perubahan yang panjang ini. Misalnya, seharusnya terdapat beberapa jenis makhluk setengah ikan—setengah reptil di masa lampau, dengan beberapa ciri reptil sebagai tambahan pada ciri ikan yang telah mereka miliki. Evolusionis menyebut makhluk-makhluk imajiner yang mereka yakini hidup di masa lalu ini sebagai “bentuk transisi”.

Jika binatang-binatang seperti ini memang pernah ada, maka seharusnya mereka muncul dalam jumlah dan variasi sampai jutaan atau milyaran. Dalam bukunya, The Origin of Species, Darwin menjelaskan: “Jika teori saya benar, pasti pernah terdapat jenis-jenis bentuk peralihan yang tak terhitung jumlahnya, yang mengaitkan semua spesies dari kelompok yang sama…. Sudah tentu bukti keberadaan mereka di masa lampau hanya dapat ditemukan pada peninggalan-peninggalan fosil.” Akan tetapi fosil yang ditemukan justru membuktikan bahwa kehidupan muncul di bumi secara tiba-tiba dan dalam bentuk yang telah lengkap. Usaha mereka untuk membuktikan teori evolusi justru tanpa sengaja telah meruntuhkan teori itu sendiri.

Kehancuran Teori Darwin Secara Saintifik

Dalam buknya The Origin of Species yang diterbitkan pada tahun 1859, Darwin menolak bahwa keberbedaan dari spesies yang ada di dunia ini diciptakan secara terpisah oleh Allah. Menurut Darwin, semua yang hidup ini memiliki asal yang sama dan mereka mengalami diversiasi dalam jangka waktu yang lama melalui perubahan-perubahan kecil.

Akan tetapi Teori Darwin ini sama sekali tidak didasarkan pada penemuan saintifik yang konkret. Dalam sebuah judul tulisannya yang sangat panjang Darwin dalam bukunya yang dia beri judul “Difficulties of the Theory”, menggantungkan semua harapannya pada adanya penemuan baru yang bersifat saintifik yang dia harapkan bisa menyelesaikan Difficulties of the Theory

Akan tetapi, yang terjadi adalah sebaliknya dari apa yang dia harapkan. Penemuan-penemuan ilmiah semakin memperpanjang dimensi-dimensi kesulitan itu. Kekalahan Darwinisme ini dalam berhadapan dengan sains bisa kita ringkas dalam tiga topik dasar berikut. Pertama, Teori evolusi ini sama sekali tidak mampu menerangkan bagaimana kehidupan ini muncul di muka bumi. Kedua, Tidak ada penemuan ilmiah yang menunjukkan bahwa “mekanisme evolusi” yang dicanangkan oleh teori ini memiliki kekuatan untuk membenarkan semua itu. Ketiga, Rekaman fosil yang ada secara lengkap membuktikan sesuatu yang sangat bertentangan dengan semua kemungkinan yang ditawarkan oleh teori evolusi.

Kesimpulan

Beberapa pembuktian di atas, dengan demikian menunujukkan bahwa makhluk hidup tidak muncul melalui evolusi, tetapi diciptakan. Dalam hal ini pandangan kreasionisme mendapat tempatnnya dalam menjelaskan asal muasal alam semesta. Allahlah yang menciptakan semesta ini dan Dia pulalah yang telah merancangnya dalam detailnya yang paling kecil. Dengan demikian, sangat tidak mungkin bagi teori evolusi, yang menyatakan bahwa kehidupan ini tidak diciptakan oleh Allah dan hanya sebagai produk dari kebetulan, untuk dianggap sebagai sebuah teori yang benar.