Ini 3 Karya Besar Cendekiawan Muslim yang Berpengaruh hingga Kini
Ilustrasi: Pixabai.com |
RAKATNTT.COM – Setiap karya
besar dalam bidang ilmu pengetahuan yang kita kenal hingga kini tak pernah
terlepas dari penemunya. Karya-karya itu, kemudian dikembangkan lagi oleh para
ahli sesudah penemu pertama. Namun, demikian, tak bisa dimungkiri bahwa
penemuan besar yang kita kenal hingga kini sudah dikenal pada zaman lampau oleh
para ahli. Berikut ini, rakatntt.com menampilkan tiga karya besar cendekiawan
dunia dengan latar belakang agama islam yang berpengaruh hingga kini.
1. Al Zahrawi
Ia adalah seorang
dokter dan ilmuwan besar muslim yang berasal dari Kordoba, Spanyol. Pada tahun
936 atau abad ke-10, ia dilahirkan dengan nama lengkap Abul Qasim Khalaf ibn
al-Abbas AL Zahrawi. Nama yang cukup panjang bukan? Dari nama panjang tersebut,
ternyata otaknya pun luar biasa. Ia melahirkan sebuah karya besar buku yang
diberi judul Al Tasrif. Dalam buku ini, ia menampilkan kumpulan praktik ilmu
kedokteran yang memilki 30 jilid.
Buku tersebut dianggap
sebagai salah satu karya yang sangat lengkap, sebab membahas tentang ilmu
kedokteran gigi hingga kelahiran anak. Dalam dunia kedokteran, ia dikenal
sebagai bapak Operasi Bedah dan memulai penggunaan benang jahit bedah untuk
menjahit organ dalam tubuh manusia.
2. Al Razi
Ilmuwan muslim ini
berasal dari Teheran, Iran. Ia bernama lengkap Abu Bakr Muhammad Ibn Zakariya
Al Razia atau Al Razi. Pada abad ke-9 atau tahun 865 Hijriyah, ia dilahirkan ke
dunia. Al Razi dikenal sebagai penemu asam sulfat. Sejak belia, ia sudah diakui
sebagai anak yang cerdas. Karena kecerdasan
itu, ia berhasil menempuh beberapa bidang pendidikan seperti kedokteran,
matematika, filsafat, kimia, hingga musik. Sebuah buku hasil karyanya ynag
menjadi rujukan masyarakat Eropa berjudul: Al Hawi fi al Tibb, sebuah
ensiklopedi medis. Buku tersebut lahir setelah ia melakukan observasi
pengobatan di beberapa negara yakni India, Yunani, Arab, dan Suriah.
3. Ibnu Sina
Siapa yang tidak
mengenal Ibnu Sina? Bagi orang yang pernah belajar filsafat, tentu nama Ibnu
Sina selalu disinggung oleh para dosen. Ia dikenal sebagai dokter, filsuf dan
ilmuwan muslim yang berdarah Uzbekistan (dahulu persia). Ia lahir pada tahun
980. Pria yang oleh dunia barat dikenal dengan nama Avicenna ini banyak menulis
buku tentang pendidikan, filsafat, dan kedokteran. Karyanya yang terkenal
adalah al-Qanun Fith Thibb yang menjadi referensi dunia kedokteran selama
berabad-abad.
Banyak versi yang
mengatakan, Ibnu Sina menjadi dokter pada usia yang masih dini yakni 16 tahun,
17 tahun dan 18 tahun. Pada usia
tersebut, ia sudah bisa mengobati Sultan Bukhara hingga sembuh kembali.