Ngeri! Ketua AMPD Bilang Ketua BPD Desa Kalikur WL Banci
RAKATNTT.COM – Aliansi Masyarakat
Peduli Demokrasi Desa Kalikur WL (AMPD-WL) rupanya belum puas dengan tindakan
yang dilakukan oleh Ketua BPD Kalikur WL, Ikram Idris yang telah membuka
penyegelan Kantor BPD yang dilakukan oleh AMPD beberapa hari lalu di desa
Kalikur WL, Kecamatan Buyasuri, Kabupaten Lembata. AMPD kemudian melancarkan
aksi lanjutan yakni menyegel kembali kantor tersebut dan “mengirim sampah”
kepada Ketua BPD, Kamis (6/1).
"Kalimat yang tepat untuk Ketua
BPD Desa Kalikur WL adalah banci. Sebaiknya pakai rok saja," ungkap Ketua
Aliansi Masyarakat Peduli Demokrasi Desa Kalikur WL, Sengaji Kamarudin. Lebih
Jauh Sengaji menilai, Ketua BPD terkesan melindungi indikasi korupsi dan
praktik penyelewengan lainnya di desa Kalikur WL.
"Tindakan BPD dalam hal ini
Ikram Idris selaku Ketua BPD desa Kalikur WL, terkesan melindungi indikasi
korupsi dan berbagai praktek penyelewengan yang terjadi selama ini di desa
Kalikur WL," lanjut pemuda progresif tersebut.
Ia juga menuturkan, Ikram Idris telah
membuka penyegelan kantor BPD desa Kalikur WL tanpa alasan yang mendasar. AMPD
menilai, tindakan yang dilakukan oleh Ketua BPD sebagai bukti tidak ada rasa
bertanggung jawab terhadap tuntutan aliansi kritis dari desa tersebut. Tindakan
itu, menurut AMPD sangat disesali karena tidak menghargai masyarakat dan
dianggap tidak mengindahkan tuntutan warga.
Lebih jauh, Sengaji menjelaskan,
dengan membuang alat peraga penyegelan di tong sampah adalah suatu ekspresi tidak
menghormati aspirasi rakyat desa bersangkutan. Menurut Sengaji, BPD itu lembaga
yang merupakan sandaran warga sehingga sikap Ketua harus lebih bijak, bukan
menyikapi dengan membongkar penyegelan.
“Dengan alasan pelayanan kemudian
lari dan tidak berkantor, kalau berani itu duduk tunggu untuk mempertanggungjawabkan
perbuatannya. Sikap lembaga apalagi sebagai ketua BPD harusnya tau dan paham tugasnya
bagaimana mengelola dan melayani masyarakatnya sendiri,” lanjut Sengaji.
"Apapun bentuk tuntutan rakyat
layani secara bijak, agar tidak terkesan berat sebelah, bukan menyikapi dengan
mengutuk dan mau mengadu domba sesama masyarakat. Apakah Sikap seperti inikah yang
disebut representasi dari rakyat? Hari ini juga kami akan menyegel kembali
kantor BPD dan Juga mengembalikan semua sampah-sampah di depan kantor BPD
sebagai sikap penyesalan dan kritikan balik atas tindakan Ketua BPD yang tidak
menghargai tuntutan masyarakatnya sendiri,” tutup Sengaji. (Admin)