Nikmati Aroma Kopi Pagi dan Pisang Rebus di Kampung
Hidup di kampung memang asyik. Segala sesuatu tersedia dengan gratis. Ada jagung titi, pisang rebus, kelapa muda dan segala jenis makanan lainnya yang disediakan alam. Hal ini tentu berbeda dengan suasana di Kota. Sebab segala sesuatu diperoleh berkat jasa rupiah.
Di kampung Hobamatan misalnya, yang terletak di Pulau Lembata, Nusa
Tenggara Timur, anda bisa memeroleh jenis-jenis makanan tersebut dengan mudah
tanpa perlu membelinya. Orang-orang yang setia menetap di kampung tak mengalami
kekurangan apapun. Mereka sungguh bahagia menikmati suasana harmonis,
persaudaraan, dan kekerabatan yang sudah diwariskan sejak dahulu kala. Termasuk
menikmati hasil alam secara cuma-cuma.
Salah satu menu makanan yang sering
dinikmati pada pagi hari yakni pisang rebus dan kopi panas ditambah sayur
rumpu-rampe. Biasanya, sebelum pergi bertualang entah berkebun atau beternak,
orang-orang di kampung menikmati menu ini. Sayur rumpu-rampe merupakan gabungan
dari beberapa jenis sayur yakni daun singkong, daun dan bunga pepaya serta
jantung pisang. Semuanya diolah dan akan menjadi sayur rumpu-rampe.
Serasa energi bertambah 50 persen usai
menikmati kopi dan pisang rebus serta sayur rumpu-rampe. Apalagi jika dinikmati
secara bersama-sama dengan sanak keluarga dan sahabat atau tetangga rumah,
sambil membahas hasil pertandingan bola kaki Euro 2020 atau isu tentang bakal
calon Presiden 2024. Maka lengkaplah sudah.
Selain itu, pisang juga menjadi menu
makanan yang mudah diperoleh di kampung. Anda tidak perlu memesannya di Pasar.
Cukup gunakan tanganmu untuk mencarinya di belakang rumah atau di kebun
terdekat. Pisang menjadi makanan lokal yang wajib dipertahankan.
Selain mudah diperoleh, pisang juga
memiliki manfaat positif untuk tubuh, diantaranya sebagai berikut: pisang rebus
mencegah sembelit dan diare, menjaga kesehatan ginjal, meningkatkan sistem imun
tubuh, menurunkan berat badan, mencegah anemia, menyehatkan mata, mengatasi
maag, menguatkan tulang dan multimanfaat lainnya.
Oleh karena itu, jangan ragu atau
malu-malu bahkan gengsi untuk mengonsumsi pisang rebus, khususnya di pagi hari,
saat udara masih sejuk dan induk ayam beserta anak-anak mulai turun dari
peraduannya di atas batang-batang pohon mangga atau sirsak di belakang rumahmu.
Manfaat pisang rebus tersebut sangat
berguna bagi kesehatan manusia. Pantasan saja, orang yang setia menetap di
kampung jarang diserang penyakit yang berkaitan dengan tulang atau yang
mengganggu kesehatan mata – kecuali bagi mereka yang rajin menghadap leptop
atau telepon pintar. Mari pulang kampung atau setidaknya belajar pada kebiasaan
di kampungmu!
Jangan malu-malu kucing. Menimati makanan lokal di kampung sendiri mesti menjadi sebuah kebanggaan bukan sebaliknya dilihat sebagai makanan untuk orang kecil atau miskin. Coba anda bayangkan, banyak orang kaya tetapi tidak memiliki kesehatan yang maksimal. Ya, salah satunya disebabkan oleh makanan. Mereka orang kaya tapi tidak memerhatikan menu makanan yang sehat untuk tubuh.
Makanan mereka terlihat kelas elit, misalnya
kue tar atau jenis makanan yang mengandung banyak gula. Hampir saban hari
mereka menikmati makanan semacam itu. Akibatnya, gula darah, rematik, strok
berat dan penyakit lainnya datang menyerang.
Namun, bagi orang kampung, segelas kopi,
pisang rebus dan sayur rumpu-rampe adalah makanan pokok yang sangat cocok bagi
kesehatan tubuh. Apalagi proses untuk mendapatkannya sangat gampang.
Walaupun demikian, belakangan ini, generasi milenial yang ada di kampung, sudah mulai merasa minder menikmati makanan lokal semacam itu. Mereka sudah mulai merasa jijik kalau dihidangkan pisang rebus di hadapannya. Barangkali ini akibat pola pikir yang sudah mulai bergeser ke kota.
Mereka bahkan melihat
makanan lokal sebagai bagian dari proses pemunduran. Wah, ini salah besar. Pola
pikir seperti ini mesti diubah sesegera mungkin agar kekhasan yang ada di
kampung tetap terjaga oleh generasi milenial.
Dari kampung, kita belajar hidup harmonis secara sosial, kita belajar sesuatu secara alamiah, kita belajar menikmati makanan yang disiapkan alam secara gratis. Jangan pernah melihat kampung sebagai tempat kolot atau terbelakang. Justru di kampung, sebuah peradaban itu dimulai.
Lebih
baik hidup di kampung daripada di kota dengan polusi udara, banyak masalah
sosial-politik, perampokkan, premanisme dan lain-lain. Ayo, ngopi pagi. Jangan
lupa pisang rebus dan sayur rumpu-rampe.