Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Untuk Generasi Milenial Kedang, Ini Pesan Ketua NU Lembata dan Romo Antonius

Kehidupan toleransi antarumat beragama merupakan sebuah kekhasan yang patut dibanggakan oleh masyarakat Nusa Tenggara Timur, khususnya orang Kedang di Kabupaten Lembata. Toleransi tersebut, sudah diajarkan sejak masa lampau hingga kini terus berakar dan bertumbuh.

Bahkan, konsep-konsep lokal di Kedang juga mengafirmasi adanya kehidupan bertoleransi, misalnya, maten pulo wuo’ ude’ (sepuluh jenazah tetapi hanya satu liang kubur), witing pulu loing ude’ (sepuluh ekor kambing tetapi diikat hanya oleh satu tali), dan seterusnya.


Di bawah ini akan diperjelas pesan dari Muchtar Sarabiti selaku ketua Nahdlatul Ulama (NU) cabang Lembata dan Romo Antonius Kia Uba, Pr selaku Pastor Paroki Santa Maria Pembantu Abadi Aliuroba. Pesan ini, secara khusus ditujukan kepada generasi milenial Kedang dimanapun berada.


Pertama, dalam wawancara dengan Muchtar Sarabiti, per telepon (2/4/2021), ia menegaskan pentingnya nilai-nilai budaya lokal Kedang sebagai cermin bagi kehidupan generasi milenial Kedang. Menurutnya, masyarakat Kedang sangat terbuka dan pluralistik.


Walaupun banyak perbedaan khusus tetapi kearifan lokal Kedang tetap menomorsatukan kebersamaan, toleransi dan seterusnya. Oleh karena itu, Ketua NU cabang Lembata mengajak generasi milenial Kedang untuk belajar nilai-nilai universal pada budaya lokalnya. Proses pewarisan mesti terus dilakukan, salah satunya melalui karya seni, misalnya tarian daerah, festival budaya dan lain-lain. Demikian pesan Muchtar Sarabiti.


Kedua, wawancara dengan Pastor Paroki Santa Maria Pembantu Abadi Aliuroba, Romo Antonius Kia Uba, Pr, (25/4/2021). Dalam wawancara tersebut, ia menegaskan bahwa kehidupan yang paling menonjol berkaitan dengan nilai-nilai Pancasila di Kedang ialah toleransi antaragama.


Menurutnya, toleransi di Kedang bukan hanya melalui kata-kata lisan melainkan juga secara fisik, misalnya orang Islam dan Katolik bekerja sama membangun gereja atau masjid. Oleh karena itu, putra Adonara tersebut, mengharapkan agar generasi milenial dari Kedang tetap memertahankan konsep toleransi antaragama yang sudah dipraktikkan dalam keseharian hidup orang Kedang.


Baca Juga: Orang Katolik Bangun Masjid di Kedang


Selain itu, ia juga mengharapkan agar setiap umat beragama tetap menghormati hak-hak asasi manusia khususya tentang kebebasan beragama sebagaimana yag sudah diajarkan oleh budaya lokal orang Kedang.


Catatan Tambahan


Pesan dari dua tokoh pemuka agama tersebut merupakan bagian kecil dari skripsi berjudul Pendidikan Pancasila Berbasis Budaya Lokal dan Relevansinya bagi Generasi Milenial di Kedang. Skripsi tersebut, ditulis oleh Antonius Rian, Mahasiswa STFK Ledalero, Maumere, Flores.