Dongeng dari Kedang, Lembata: Permusuhan Manusia dan Ular
Dongeng dari Kedang, Lembata: Permusuhan Manusia dan Ular
Mayoritas
manusia beragama khususnya orang Kristen masih sangat mengakui kebenaran cerita
Kitab Kejadian tentang alasan awal-mula permusuhan manusia dan ular. Seperti yang
diceritakan selama ini sesuai Kitab suci bahwa permusuhan manusia dan ular
berlatar tempat di sebuah taman yang indah. Taman itu disebut Eden.
Entahkah taman yang dimaksudkan benar adanya atau hanya sebuah cerita dongeng? Belum ada orang yang memastikan cerita seputar keberadaan taman Eden. Diceritakan bahwa Hawa (istri Adam) digoda oleh ular untuk memetik buah terlarang. Godaan oleh ular tersebut berhasil mengelabui Hawa.
Setelah
Hawa memetik buah terlarang tersebut, ia kemudian memberikannya kepada Adam
yang adalah suaminya. Keduanyapun menikmati buah terlarang tersebut. Akibatnya,
yang Maha Tinggi mengutuk keduanya. Ia mengusir mereka keluar dari taman
tersebut. Yang Maha Tinggi juga mengutuk ular tersebut.
Baca Juga: Wawi dayu', Kuliner Daging Babi dari NTT
Kemudian
Yang Maha Tinggi membuat hubungan ular dan manusia seperti anjing dan kucing di
hadapan sepotong daging segar. Permusuhan itu berlangsung kekal hingga anak dan
cucu. Demikian cerita permusuhan ular dan manusia versi Kitab Suci. Bagaimana dengan
versi cerita lisan yang ada di kampung halaman kita?
Berikut
ini cerita singkat awal mula permusuhan ular dan manusia versi Kedang, Lembata,
Nusa Tenggara Timur. Pada mulanya, hubungan ular dan manusia layaknya sahabat
yang tak mau pisah jarak. Keduanya hidup harmonis. Namun, permusuhan terjadi
ketika ular merasa cemburu karena menurutnya, ibu jari kaki manusia merupakan
bentuk tiruan dari kepala ular. Atau dalam bahasa Kedang disebut dori.
Ular
marah karena manusia telah meniru kepalanya. Ia melihat ibu jari kaki manusia
persis sama seperti kepalanya. Makanya ia marah dan berusaha mematuk ibu jari
kaki manusia. Ketika ia hendak mematuk ibu jari kaki manusia, maka manusia pun
marah dan mengejar ular. Manusia berusaha untuk meremukkan kepala ular. Dari situlah
terjadilah permusuhan ular dan manusia. Demikian dongeng singkat dari Kedang,
Lembata.