Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Gagalnya Silaturahmi Para Elit demi Bola Kaki

Gagalnya Silaturahmi Para Elit Lembata demi Bola Kaki

Turnamen Liga 3 El tari Memorial Cup (ETMC) tahun 2021 yang sedianya akan berlangsung di Kabupaten Lembata pada Agustus mendatang telah secara resmi dinyatakan tunda. Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor B. Laiskodat telah dengan bijaksana dan penuh pertimbangan kritis membuat keputusan yang sangat relevan dengan situasi Covid-19 terkini di Kabupaten penuh proyek mangkrak tersebut. Keputusan penundaan tersebut, tertuang dalam surat Nomor BU. 426.3/07/DIASPORA/2021 (investor.id, 29/6/2021).

Beberapa waktu sebelumnya pun warga Lembata diaspora baik di dalam maupun  luar negeri telah memberikan anjuran kritis kepada Gubernur NTT agar membatalkan ETMC tersebut. Setelah beredarnya berita dari orang Lembata diaspora, banyak netizen yang mendukung terselenggaranya pertandingan ETMC memberikan tanggapan kontra, menertawakan dan mencibir suara kritis warga Lembata diaspora.

Baca Juga Pemda Lembata, Belajarlah pada Komunitas Taman Daun!


Namun, jawaban Gubenur NTT menjadi bukti bahwa suara warga Lembata diaspora tidak sia-sia. Justru yang sia-sia atau percuma belaka adalah para elit Lembata yang suka jalan-jalan ke pulau seberang untuk mengundang kehadiran tim lain pada pertandingan bola kaki di Lembata.


Di tengah situasi Covid-19, para elit yang dipimpin langsung oleh bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur dengan berani dan percaya diri pergi ke pulau Sumba. Apa urgensinya jalan-jalan ke pulau sumba? Apakah tidak ada cara lain yang sesuai konteks covid-19 di Lembata? Apakah perjalanan tersebut tidak menghamburkan keuangan daerah Lembata? Barangkali pertanyaan-pertanyaan kritis seperti ini jauh dari refleksi para elit. Barangkali yang ada dalam pikiran mereka ialah bisa ke Sumba, bisa foto bersama di Sumba dan tentu saja bisa naik Kuda Sumba.


Baca Juga Pelabuhan Lewoleba seperti Tak Terurus


Refleksi tentang situasi Covid-19 dan keuangan Lembata tidak menjadi hal urgen yang dipertimbangkan secara matang. Pemerintahan dijalankan seenak kemauan pribadi. Bahkan lebih lucu ialah dokter yang menangani bidang kesehatan pun turut serta dalam perjalanan tersebut. Sungguh sebuah perjalanan bagaikan piknik bersama satu keluarga besar.


Nasi telah menjadi bubur. Walaupun ETMC dinyatakan tunda, tetapi uang untuk ongkos perjalanan ke Sumba dengan  hasil sia-sia belaka atau tidak ada hasil telah habis dikuras. Kini, Lembata harus berjuang keras lagi untuk melawan racun Corona yang mulai memunculkan serangannya.


Kita mengharapkan semua orang Lembata, baik pemerintah atau para elit maupun masyarakat pada umumnya bekerja sama melawan virus ini. Hal yang pertama ialah menjadi teladan untuk banyak orang. Menjaga jarak, cuci tangan, dan juga stop jalan-jalan ke Pulau seberang dengan alasan silaturahmi “gaya baru” mesti diperhatikan serius. Terlebih dan terpenting, pemerintah daerah mesti memberikan teladan untuk masyarakat, bukan menjilat ludah sendiri.