Orang NTT Wajib Tiru 5 Gaya Hidup Orang Eropa
Orang NTT Wajib Tiru 5 Gaya Hidup Positif Orang Eropa
Orang
Eropa selalu dikenal sebagai orang hebat dalam segala macam bidang, baik itu Sumber
Daya Manusia, penemuan-penemuan peralatan teknologi, kemajuan infrastrukur,
pendidikan dan sebagainya. Semua jenis pencapaian itu, tidak terlepas dari gaya
hidup atau life style yang
dipraktikkan oleh orang Eropa.
Pertama, Hidup Disiplin
Menurut
orang Eropa, disiplin adalah cikal bakal dari sebuah kesuksesan, karena itu,
sejak kecil mereka sudah diajarkan untuk hidup disiplin. Hidup disiplin,
diajarkan bukan hanya di rumah, melainkan juga di lembaga-lembaga pendidikan
dasar sampai tinggi.
Coba anda pelajari sejarah pendidikan di Indonesia, khususnya di NTT. Akar pendidikan kita berasal dari orang Eropa. Banyak Pastor barat yang datang ke NTT dan mengajarkan sistem pendidikan bagi warga NTT terdahulu. Salah satu hal yang mereka ajarkan ialah disiplin.
Makanya,
dulu, orang Eropa biasanya membangun asrama agar mudah mendidik orang NTT,
khususnya mereka yang mengenyam pendidikan di Seminari. Disiplin dimulai saat
bangun pagi hingga tidur malam.
Ingat,
orang Eropa sangat disiplin soal jam tidur malam. Mereka jarang mete atau tidur
di atas pukul 10.00 malam. Tujuannya supaya mereka bisa bangun pagi dengan
semangat baru dan disiplin. Salah satu semboyan mereka ialah waktu adalah uang,
maka jangan sia-siakan waktu anda.
Kedua, Tidak Lipat Uang Kertas
Di
mata orang Eropa, tindakan melipat uang kertas merupakan sebuah kekeliruan,
sebab bagi mereka uang adalah alat pembayaran yang sah dan sangat berharga. Tanpa
uang, mereka tidak bisa memenuhi kebutuhan harian mereka. Karena itu, ketika ke
supermarket misalnya, mereka tidak pernah melipat uang kertas tetapi menyimpan
uang dengan rapi di tas pribadi sampai saat membayarnya di kasir.
Artinya,
uang harus dihormati dan dijaga kerapihannya. Selain itu, ada makna lain bahwa
uang bukanlah benda mati yang tidak berguna. Menghormati uang yang patut kita
orang NTT tiru yakni, tidak menggunakan uang untuk hura-hura atau boros.
Ketiga, Pikiran Terbuka
Orang
barat dikenal pula sebagai manusia yang suka akan hal-hal baru, akan keindahan
alam dan budaya baru. Makanya, tidak heran kalau banyak di antara mereka selalu
berkunjung ke Indonesia khususnya ke tempat wisata misalnya Bali atau Lamalera
di Lembata.
Saat
mereka mengunjungi tempat baru dengan karakter manusia NTT atau Indonesia
secara umum, pikiran orang barat sangat terbuka. Mereka suka sekali berkenalan
dengan orang baru, tertarik belajar bahasa daerah lain, suka memelajari
cerita-cerita mitos di daerah tertentu dan juga suka bersahabat atau bergaul.
Sebagai
warga NTT, kita patut meniru cara hidup seperti itu, apalagi kita hidup di daerah
dengan kekayaan budaya, bahasa dan keindahan alam yang luar biasa. Besahabat dengan
siapa saja, jangan suka tawuran, hormati perbedaan dan seterusnya.
Keempat, Rajin Baca Buku
Kalau
kita mencari tahu gaya hidup orang barat, salah satu gaya hidup mereka yakni
suka membaca buku dimana saja, entah di rumah, di dalam kereta, di sekolah, di
taman dan lain-lain. Sebab buku bagi mereka adalah jendela dunia.
Dengan
membaca, mereka bisa mengenal dan mengetahui banyak informasi. Tentu, kebiasan
ini berbeda dengan gaya hidup kita di NTT. Sebab budaya kita adalah budaya tutur
atau suka omong. Namun, seturut perkembangan dunia pendidikan, orang NTT sudah
mulai beradaptasi dengan gaya hidup barat. Sudah ada banyak penulis hebat dari
NTT. Ya, salah satu energi menulis datang dari rajin membaca buku.
Oleh
karena itu, mulailah gunakan waktu cukup untuk membaca buku, koran dan
lain-lain. Jangan malu, sebab kita harus mengejar perubahan lewat banyak
membaca. Membaca memberikan banyak manfaat untuk kita di kemudian hari.
Kelima, Terus Terang
Salah
satu karakter khas orang Eropa adalah bicara jujur dan terus terang. Mereka tidak
suka mengkambinghitamkan orang. Kebiasaan terus terang ini sudah diajarkan
sejak di rumah, khususnya bagi anak-anak kecil.
Misalnya,
ada seorang anak yang terantuk pada batu dan menangis, maka orangtuanya akan
berbicara terus terang kepada anak itu supaya lebih hati-hati. Mereka akan
menjelaskan bahwa penyebab kaki sakit dan anak menangis karena ia terantuk pada
sebuah batu tertentu. Hal ini berbeda dengan orangtua di NTT yang cenderung
mengkambinghitamkan batu.
Jika
anak terantuk, maka bukan memberi penjelasan rasional, sebaliknya orangtua akan
marah dan pukul batu seolah-olah batulah yang salah, padahal batu adalah benda
mati.
Bicara
terus terang mengajarkan kita untuk berpikiran terbuka, rasional dan tentu saja
tidak suka berbohong pada sebuah fakta.