Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Legenda Nama Tempat Tua’ Wei di Riang Bao, Desa Mahal II


Untuk masyarakat warga Desa Mahal I dan II, Kecamatan Omesuri, Kedang, Lembata, barangkali tidak asing lagi dengan nama tempat Tua’ Wei. Tempat ini terletak di Riang Bao, Desa Mahal II – di sekitar lokasi penggalian pasir.

Tua’ Wei secara harafiah dalam bahasa Kedang berarti tuak-air. Nama ini tentu sangat membingungkan generasi saat ini, jika belum menelusi asal usul sampai terbentuknya nama tersebut. Oleh karena itu, tugas untuk mendalami sejarah legenda nama tempat Tua’ Wei sangat penting. Inilah legenda Tua’ Wei.

Pada zama dahulu hiduplah seorang yang bernama Tua’ Ua Leu Perung (Sering disebut Tua Hoa) yang memiliki daerah kuasa  di bagian Riang Tuan (sekitar balai Desa Mahal 1 sekarang). Ia berasal dari suku Leu Perung. Namun, waktu itu, Tua’ Ua tidak memiliki keturunan.

Sedangkan di wilayah Riang Bao (sekitar tempat penggalian pasir) hiduplah Raking Todo yang berasal dari suku Odel Wala (odel leu rian; turunan dari raking Todo ini sampai pada Timu Bou Wei Lawan). Di Tua' Wei ini Raking Todo mendirikan kampungya (hingga kini masih ada tempat ritual adat yang dijaga oleh suku Odelwala). 

Suatu hari, Tua’ Ua Leu Perung mengundang Raking Todo untuk moni’ bareng – makan santai bersama, misalnya makan pisang bakar, ikan dan lain-lain di Riang Tuan, tempat milik Tua’ Ua Leu Perung. Raking Todo pun memenuhi undangan dari sahabatnya itu.

Pada saat sedang moni’ bareng bersama, tiba-tiba tuak yang tersedia habis. Pada saat itu, keduanya kewalahan untuk menambah lagi tuak putih. Namun, sebagai tuan rumah, Tua’ Ua  Leu Perung mesti bertanggung jawab atas kondisi tersebut. Maka ia pun meletakkan wetu’ – tempat untuk mengisi tuak, terbuat dari bambu – di bawah pohon kelapa/pohon tuak miliknya.

Baca juga Legenda Wei Lawan

Beberapa menit kemudian, wetu’ tersebut  tiba-tiba terisi penuh tuak putih. Sungguh sebuah kejadian di luar nalar manusia. Hal itu, membuat Raking Todo terkagum-kagum sambil berkata, “Tua’ Ua, o jago’, “Tua’ Ua, engkau sungguh luar biasa.”

Usai moni’ bareng tersebut, Raking Todo pun mengundang sahabatnya untuk datang ke kampungnya di Riang Bao. Pada saat di Riang Bao, keduanya pun melakukan moni’ bareng yang sama. Selain itu, kehabisan tuak juga mereka alami di Riang Bao. Maka Raking Todo sebagai tuan rumah pun mesti bertanggung jawab.

Raking Todo pun melakukan sesuatu yang juga di luar nalar manusia modern. Ia meletakkan sebuah wetu’ di hadapan Tua’ Ua. Wetu’ tersebut berisi air dan ditutup dengan sehelai daun/sepotong kain? Tak lama kemudian, air dalam wetu’ tersebut pun berubah menjadi tuak putih.

Peristiwa ini sungguh luar biasa. Tua’ Ua pun memuji sahabatnya itu, “Raking, o hara jago’, “Raking engkau lebih jago.” Keduanya pun melanjutkan moni’ bareng bersama. Dari peristiwa ini, kemudian Raking Todo memberi nama di tempat tinggalnya itu dengan sebutan Tua' Wei yang masih dipakai hingga saat ini.


Post a Comment for "Legenda Nama Tempat Tua’ Wei di Riang Bao, Desa Mahal II"