Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Pancasila-Sayin Leme dalam Keyakinan Orang Kedang, Lembata

Pancasila-Sayin Leme dalam Keyakinan Orang Kedang, Lembata

Secara etimologis, Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta yang menurut M. Yamin mempunyai dua arti yaitu Panca, “Lima” dan Syila, “batu sendi, alas atau dasar.



Bertolak dari arti etimologis kata Pancasila sebagaimana dijelaskan di atas, maka dalam konteks budaya lokal Kedang, Kabupaten Lembata, penulis menggunakan frasa Sayin Leme sebagai ungkapan yang tepat dan paralel dengan kata dan makna Pancasila dalam budaya lokal orang Kedang.

Sayin leme secara etimologis berasal dari dua kata bahasa Kedang yakni sayin dan leme. Sayin berarti “sumpah atau janji yang bersifat mutlak” dan leme berarti “lima.” Jadi, sayin leme berarti lima sumpah atau janji yang bersifat mutlak dan menjadi dasar atau asas dalam membangun kehidupan sosial.

Sayin leme merupakan lima asas atau dasar yang sudah disepakati atau diterima bersama oleh masyarakat Kedang sebagai pedoman dalam hidup. Bahkan dalam konteks keyakinan orang Kedang, budaya sayin – sering disebut lengkap yakni sayin bayan – merupakan sebuah tradisi yang sangat sakral dan pantang untuk dilanggar sebagaimana Pancasila dalam konteks Indonesia secara keseluruhan. 

Jika ada yang berani melanggar, hukum adat akan berlaku. Mereka yakin bahwa orang yang melanggar sebuah sayin akan mendapat konsekuensi negatif, misalnya, mala petaka dalam hidupnya. Oleh karena itu, sebuah sayin sangat jarang dilanggar oleh penganutnya yakni orang Kedang.

Keterangan Tambahan

Ungkapan Pancasila dalam budaya Kedang ini merupakan hasil wawancara dengan beberapa tetua adat Kedang dan juga para pegiat budaya yakni bapak Leonardus Leu odel (tetua suku odel wala), Rafael Saverinus (tetua suku Hoba’matan), Emanuel Ubuq (pegiat budaya), Anselmus Aku Datennutur (pegiat budaya).

Dalam proses wawancara tersebut, ada tiga ungkapan alternatif yang disodorkan oleh para narasumber yakni sayin pu’en bayan bau’, sayin rian bayan bara’ dan sayin leme.

Namun, setelah penulis merangkum dan melakukan pendalaman terhadap tiga ungkapan tersebut, penulis memutuskan untuk menggunakan frasa sayin leme sebagai Pancasilanya orang Kedang. Walaupun demikian, menurut penulis tiga ungkapan tersebut bermakna sama yakni lima dasar atau janji yang disepakati bersama.  

Lima Butir Sayin Leme dalam budaya Kedang akan dibahasa pada kesempatan berikut. Oleh karena itu, bagi pembaca khususnya yang berasal dari Kedang, ikuti terus ulasan menarik dalam blog ini. (Admin)