8 Larangan Saat Ujian Skripsi
8 Larangan Saat Ujian Skripsi
Ujian
skripsi merupakan momen yang sangat dinantikan oleh mahasiswa-mahasiswi
semester puncak. Mengapa tidak? Momen ujian merupakan penentu kelulusan
mahasiswa/i untuk melangkah ke jenjang yang lain. Ia bisa mendapat gelar
akademik tertentu jika ujian skripsi berjalan lancar. Atau, ia bisa diterima
untuk bekerja pada sebuah perusahaan besar dengan bayaran gaji yang fantastis jika
sudah dinyatakan lulus skripsi.
Oleh
karena itu, ada beberapa hal urgen yang mesti diperhatikan saat ujian skripsi
berikut ini.
Pertama, Jangan Gugup atau Tidak Percaya Diri
Mental
seorang mahasiwa/i sangat menentukan kesuksesan saat momen ujian skripsi. Sebab
mental merupakan roh yang mendorong/menggerakkan mahasiswa/i untuk tampil lebih
prima dan percaya diri. Karena itu, sebelum memulai ujian, Mahasiswa/i harus
yakin bahwa skripsi yang telah ia tulis merupakan hasil karya otak dan tangat
yang terbaik. Dengan keyakinan seperti itu, mental mahasiswa/i akan menjadi
lebih semangat mengikuti ujian tersebut.
Kedua, Periksa Kelengkapan Skripsi
Kelengkapan
skripsi merupakan salah satu faktor penting untuk menunjang kelulusan ujian
skripsi. Oleh karena itu, sebelum memulai ujian, mahasiswa/i harus super
hati-hati memeriksa kelengkapan skripsi mulai dari depan hingga belakang atau
sebaliknya.
Periksalah
judulnya, covernya, abstraksi dan pengantar sesuai ketentuan penulisan skripsi
yang benar, periksa juga nomor-nomor halamannnya, subjudul dan lain-lain.
Sebab
kelengkapan skripsi seringkali menjadi masalah. Mahasiswa/i hanya mementingkan
isi tanpa berpikir akan hal-hal kecil seperti itu. Padahal itu sangat berbahaya
apalagi jika berhadapan dengan dosen kutu buku atau killer.
Ketiga, Jangan Merasa Diri Lebih Hebat dari Dosen
Memang
tidak salah merasa diri terhebat atau perfeksionis. Namun, hal seperti itu juga
seringkali tidak memberi hasil yang baik bagi kita saat mengikuti ujian
skripsi. Kita tidak boleh merasa lebih pintar dari dosen.
Ingat!
Di atas langit masih ada langit atau di atas awan masih ada langit. Jadi, kita
harus rendah hati. Dengan merasa diri masih kurang, maka kita justru didorong
oleh kemauan pribadi untuk mempersiapkan diri lebih matang sebelum berhadapan
dengan dosen penguji.
Keempat, Jangan Gunakan Kata “Mungkin” atau Kira-Kira”
Kata
“mungkin” atau “kira-kira” membuktikan bahwa mahasiswa/i tidak yakin dengan
hasil karyanya sendiri. Atau dengan kata lain, penelitian yang ia lakukan dalam
skripsi tersebut tidak serius. Dosen akan menjerat mahasiswa/i yang menggunakan
dua kata itu.
Oleh
karena itu, saat ditanya oleh dosen penguji, anda harus menjawab secara pasti
dengan argumentasi yang logis. Jangan gunakan dua kata di atas. Sebab hasilnya
akan sangat buruk.
Kelima, Jangan Katakan “Tidak Tahu”
Mengatakan
tidak tahu oleh seorang mahasiswa/i yang sedang mengikuti ujian merupakan bukti
bahwa skripsi tersebut tidak layak untuk diuji. Ketika dosen bertanya dan mahasiswa/i
bersangkutan menggelengkan kepala, maka, dosen penguji akan mempertanyakan
kemampuan seorang mahasiswa yang diberi waktu empat tahun dalam menyiapkan satu
skripsi kecil.
Memang
mengatakan tidak tahu itu tidak salah, sebab kita sedang memperlihatkan isi
otak kita sesungguhnya. Namun, hal ini tidak benar jika menjadi jawaban pada
pertanyaan dosen penguji. Jadi hindari kata itu. Carilah argumentasi alasan yang lain.
Keenam, Jangat Katakan “Disuruh Dosen Pembimbing”
Seorang
dosen pembimbing ditugaskan hanya untuk membimbing atau mengarahkan bukan
menggantikan peran mahasiswa. Oleh karena itu, sangat berbahaya jika saat
ditanya penguji, seorang mahasiswa/i menjawab bahwa “itu disuruh dosen
pembimbing.” Wah, ini berbahaya karena kita sedang menjual nama baik dari dosen
pembimbing kita. Hal ini sama dengan kita sedang mengkambinghitamkan pembimbing
skripsi.
Oleh
karena itu, mau atau tidak, kita harus bertanggung jawab dengan hasil karya
kita. Kita tidak boleh melempar batu sembunyi tangan.
Ketuju, Jangan Katakan “saya lihat skripsi-skripsi lain”
Bagi
mahasiswa/i yang skripsinya berisi penelitian lapangan sangat dituntut
independensi dalam melakukan penelitian. Sebab, penelitian yang independen
sangat berkualitas bagi proses penilaian dosen penguji.
Karena
itu, ketika ditanya saat ujian, anda tidak boleh mengelak atau mengatakan “ini
saya lihat dalam skripsi si A atau si B.” Ini sangat berbahaya, sebab kita
tidak independen bahkan jangan sampai kita adalah plagiator.
Kedelapan, Jangan Diam
Ujian
skripsi berarti disana ada komunikasi antara penguji dan mahasiswa yang sedang
diuji. Karena itu, membisu atau diam adalah tindakan yang konyol. Kita tidak
sedang berdoa teman-teman, hhhhh. Ujian skripsi sangat menuntut kita untuk
berargumentasi, menjawab pertanyaan dari dosen penguji.
Karena
itu, sangat berbahaya jika saat ditanya, kita malah diam membisu seperti orang
kelaparan. Tindakan diam membuktikan kita kalah sebelum bertanding. Karena itu,
sekali lagi jangan diam saat ditanya. Kita harus mampu berargumentasi
memberikan alasan-alasan mendasar yang relevan dengan skripsi yang telah kita susun.
Jika
kita diam, sama dengan kita sedang memimpikan nilai o atau kososng bulat. Artinya,
kita tidak mau lulus dalam ujian tersebut.