Penulis Ini Copy Paste Cerpen Milik Ati D
Oleh Rian Odel, admin blog rakatntt.com
Dalam dunia jurnalisme,
tindakan mencuri, mencaplok atau lebih populer dikenal dengan sebutan plagiarisme
sudah sering terjadi. Tindakan ini bisa berakibat hukum fatal. Sebab, seorang
plagiator tidak beda dengan koruptor yang merampas barang orang lain.
Plagiarisme berasal
dari kata bahasa latin yakni plagiarus. Kata ini berarti seseorang yang mencuri
anak atau budak orang lain (Baca Yohanes Orong, 2016: 36). Salah satu jenis
plagiat yakni Copy and paste. Tindakan
ini dilakukan oleh plagiator dengan cara mengambil sebagian porsi teks dari
tulisan orang lain kemudian disisipkan dalam tulisannya (Ibid.,37-38).
Tuhan
Jatuh Hati di Kaki Uyelewun
Pada tahun 2020 yang
baru saja pergi, Forum Kerukunan Umat Beragama Nusa Tenggara Timur (FKUB NTT) mengadakan
lomba menulis cerita pendek dengan tema yang berkaitan dengan kerukunan umat
beragama berbasis pada kearifan lokal orang NTT.
Anastasia Dulang atau
biasa disebut Ati D, seorang Mahasiswi aktif pada FKIP Undana Kupang juga terlibat
dalam kompetisi tersebut. Ia menulis cerpen dengan judul “Tuhan Jatuh Hati di
Kaki Uyelewun.” Cerpen luar biasa yang ia tulis ini, pada akhirnya lolos
seleksi dan dipilih dalam deretan sepuluh besar. Anastasia Dulang terpilih
sebagai penulis cerpen terbaik ke empat atau juara harapan satu.
Cerpen tersebut
kemudian ia terbitkan pada blog rianodel.online
yang dikelola oleh rian odel. Saat ini, cerpen tersebut sudah dibaca oleh
1200-an orang. Namun, pada Kamis (04/02/2021) ada berita tak sedap tentang
nasib cerpen tersebut.
Rian Odel (saya) membongkar om google dan menemukan bahwa cerpen tersebut telah diterbitkan lagi pada media Kompasiana dengan judul dan semua cerita dalam cerpen sama. Seratus persen sama. Namun, anehnya, nama Anastasia Dulang tidak dicantumkan sebagai penulis cerpen. Ia juga tidak menjelaskan secara detail asal-usul tulisan tersebut. Pada bagian bawah cerpen, ia hanya menulis By Rian Odel Wala.
Itu berarti cerpen tersebut, sungguh, ia ambil dari blog rianodel.online tanpa meminta izin pada penulisnya Ati D maupun admin blog. Saya kaget dan
mengirim link kompasina tersebut kepada Anastasia Dulang. Ia pun kaget bahkan
marah.
“Kurang ajar betul ini anak. Dia izin di sapa e. Belum tahu saya le. Injak,” ungkapnya lewat pesan Whatsapp kepada saya. Kami dua pun mulai mencari tahu; kira-kira siapa plagiator tersebut.
Ya, ia disebut plagiator
karena telah menerbitkan tulisan tersebut pada kompasiana tanpa meminta izin. Saya
sendiri berusaha memberi komentar pada kolom komentar kompasiana. Namun, tidak
bisa karena mesti mendaftarkan identitas saya terlebih dahulu pada kompasiana. Akhirnya,
saya mendaftar dan berhasil.
Nama plagiator tersebut
yakni Wan Dino. Anehnya, Ati D sendiri tidak mengenalnya, apalagi saya. Setelah
meminta izin pada penulis buku puisi Nyanyian Lontar alias Ati D, saya menulis
keprihatinan ini dalam artikel sederhana ini. Dengan tulisan ini, diharapkan
agar kita bisa menjadi diri sendiri apalagi yang masih berstatus sebagai
penulis pemula. Orisinalitas tulisan itu sangat dituntut. Bukan dengan cara
curang dan instan. Ada aturan-aturan lain yang mesti kita taati jika mau
mengutip tulisan orang lain bukan copy-paste.
Kebiasaan model ini
harus dipangkas dalam dunia jurnalisme. Kita mesti belajar menjadi penulis yang
otonom bukan untuk cari popularitas. Munkin saja maksud orang tersebut baik, tetapi langkah-langkahnya mesti sesuai dengan aturan jurnalisme yang sah. Kita juga mengharapkan agar kompasiana
bisa menjadi rumah kritis agar tidak memproduksi orang malas baca dan tulis
sebagai penulis pada kompasiana yang sudah sangat populer di Indonesia tercinta. Apalagi mengambil tulisan orang lain lalu terbit lagi pada kompasiana. Terimakasih, mari kita belajar pelan-pelan.
Sebagai referensi,
silakan baca: