Di Gunung, Allah Mengorbankan Anak Allah untuk Kita
Seminari Tinggi santu Paulus Ledalero – PPKKS (Pusat
Pelayanan Kerasulan Kitab Suci) Provinsi SVD Ende. Oleh P. Simeon Bera Muda
HOMILI MINGGU PRAPASKAH II B. Minggu, 28/2/2021
Tema: Di Gunung, Allah Mengorbankan Anak Allah untuk Kita
D |
i wilayah kita ada banyak gunung dan di antranya ada
gunung berapi yang meletus dan membahayakan manusia.
Umat
Allah dalam Kristus. Bangsa Israel seperti Abraham selalu bertemu dengan Allah
di gunung yang adalah tempat tinggi dan dianggap dekat dengan tempat Allah
tinggal di langit. Allah meminta Abraham mengorbankan anaknya, yaitu membawa
Ishak ke gunung, menyembelih anaknya lalu membakarnya di atas altar, tempat yag
lebih tinggi lagi menjadi penyerahan, persembahan kepada Allah.
Kitab Suci tidak menceriterakan sedikitpun perasaan
Abraham entah sedih, kecewa karena Ishak itu satu-satunya anak yang ditunggu
sampai umur Abraham 100 tahun dulu baru dapat. Tetapi Abraham taat dan ikut apa
yang Allah minta. Walaupun Ishak jadi dikorbankan tetapi iman yang adalah
penyerahan diri Abraham itu tetap penuh kepada Allah.
Demikian juga Pemazmur bersama seluruh Israel mau
membawa kurban pujian dan menyerukan nama Tuhan di Yerusalem untuk menunjukkan
bahwa nadar yaitu janji umat kepada Allah adalah penyerahan diri secara lengkap
dalam apa yang dinamakan iman yaitu memberi seluruh keamanan diri
kepada Allah yang rahim, Allah yang menyimpan semua anak di dalam Diri Allah
sendiri seperti seorang ibu melindungi anak di dalam rahimnya. Allah melindungi
orang yang hina dan menyelamatkan orang yang menyerahkan seluruh diri kepada
Allah.
Yesus sedang ada di jalan menuju Yerusalem tempat
Yesus menyerahkan seluruh diri untuk menderita dan mati di atas gunung Golgota
yang Yesus awali dengan gunung tempat Yesus bertemu dengan Bapa dan disaksikan
oleh Musa pemimpin Israel yang paling besar dan Elia sebagai nabi Israel paling
besar. Bapa mengakui Yesus sebagai Anak yang dikasihi karena Yesus serahkan
diri penuh kepada Bapa dan lengkap untuk manusia menebus manusia.
Paulus menyampaikan kepada umat di Roma bahwa Allah
tidak menyayangkan Anak Allah sendiri yaitu menyerahkan Anak Allah itu untuk
mati di salib membenarkan manusia yaitu membebaskan manusia yang sebenarnya
harus mati sebagai hukuman atas dosa tetapi Yesus yang mati supaya manusia yang
berdosa itu tidak mati melainkan tetap hidup bersama Yesus yang sesudah mati di
salib lalu bangkit, hidup kembali dan menghantar semua manusia ke surga tempat
Yesus duduk di sebelah kanan Allah.
Umat Allah dalam Kristus. Menjalani masa Prapaskah,
masa sebelum Paskah ini, kita bersama Yesus pergi ke gunung tempat Yesus
bertemu Bapa lalu Yesus membawa kita turun dan mengumpulkan kita semua menuju
gunung Golgota yang menjadi tempat
Yesus menebus kita semua. Allah memberi kita Santapan Sabda Allah supaya kita
seperti Abraham mempersembahkan diri, keluarga kita dan semua orang di atas
altar korban. Bersama Pemazmur kita bersyukur kepada Allah yang rahim, yang
menerima kita ke dalam diri Allah dan membersihkan kita dari dosa-dosa kita.
Kita menyaksikan Yesus bertemu dengan Bapa dan kita juga menjadi anak yang Allah
kasihi di dalam Yesus.
Allah memberi kita Santapan Tubuh-Darah Yesus
sendiri. Allah Bapa yang tidak menyayangkan Anak-Nya Yesus sampai mati di salib
dan Yesus memberikan diri-Nya untuk kita. Dengan bertobat, terus menjalankan
puasa dan pantang, disertai sedekah yaitu berbuat baik kepada sesama,
lebih banyak berdoa dan saling mendoakan dan membawa semua ke dalam doa, kita
setia mengikuti Yesus selama hidup-Nya lalu kita ke gunung tempat Yesus bertemu
dengan Bapa kemudian kita turun bersama Yesus bergabung dengan semua
saudara-saudari kita khususnya yang jauh dari Allah dan terus tinggal di dalam
dosa supaya bersama Yesus kita ke gunung Golgota tempat Yesus menebus kita.
Dengan mati bersama Yesus kita juga bangkit, kita hidup kembali bersama Yesus
dan Yesus membawa kita kepada Allah tempat Yesus bertakhta di sisi kanan Allah.