Peluang Pendekatan Politik Cas Mudde Di Era Dataisme (Bagian 2/habis)
Oktovianus Olong |
Peluang pendekatan politik Cas Mudde di Era Dataisme
Penjelasan sebelumnya telah mengupas pendekatan politik Cas Mudde dan menerangkan apa yang dimaksud dengan era dataisme. Pendekatan politik Cas Mudde yang dimaksudkan tentu definisi tentang populisme. Bagi Mudde, populisme adalah sebuah pendekatan ideasional. Pendapatnya ini tentu menemui pro dan kontra dalam ruang publik. Akan tetapi hal yang tidak kalah menariknya adalah kegunaan definisi itu dalam konteks kekinian. Oleh karena itu, berikut ini akan ditunjukan beberapa argumen penulis tentang relevansi definisi itu pada era dataisme.
Ekspresi yang semu
b) Mulus meraup keuntungan suara
Para politisi menggunaka media sebagai instrumen seolah-olah menyuarakan kehendak umum masyarakat. Kepentingan pribadi selalu racik dalam bahasa publik sehingga mempengaruhi opini masyarakat. Kenyataan ini semakin diperparah dengan lemahnya sikap kritis dari masyarakat. Prinsip Machiavellianisme[1] berakar kuat dalam praktik bermedia para politisi. Prinsip seperti ini tentu membawa keuntungan dalam berpolitik, tetapi watak yang korup dan moral yang melemah semakin tubuh subur dalam kepribadian para politisi.
BACA JUGA:
peluang-pendekatan-politik-cas-mudde-bagian-1
demo-dukung-awololong-ternyata-pernah-ada-di-lembata
Penutup
Era dataisme menjadi salah satu faktor yang turut mempengaruhi pendekatan politik. Keragaman politik berlangsung juga dalam gaya politik kaum populis. Populisme di Amerika tentu berbeda dengan Asia. Pupulisme di Afrika juga berseberangan lagi dengan Amerika Latin. Meskipun ada beragam pendekatan politik oleh kaum populis, satu hal yang pasti bahwa optimisme menjadi pemenang adalah motivasi dasar bersama.
Cas Mudde membahasakan populisme sebagai sebuah pendekatan ideasional. populisme sebagai sebuah ideologi yang memisahkan masyarakat menjadi dua kelompok yang homogen dan antagonis, “orang murni” versus “elit korup”, dan yang berpendapat bahwa politik harus menjadi ekspresi dari kehendak umum. Kemurnian dan keaslian didefinisikan oleh Mudde dalam istilah moral. Bagi mudde, populisme memiliki konsep-konsep kunci yaitu ideologi, rakyat, elit, dan kehendak umum. Pendapat dari Mudde ini ternyata memiliki relevansinya pada era yang dinamakan Yuval N. Harari sebagai dataisme ini.
Para politisi pada era ini cenderung memiliki ekspresi yang semu dan menggunakan media sebagai instrumen untuk mendulang keuntungan. Keberhasialan ini sayangnya berangkat dari motivasi Machiavellianisme, sehingga moral para elit yang korup seperti yang dikatakan Cas Mudde dibenarkan. Profil kebaikan dan kepedulian politisi ternyata hanya untuk mempengaruhi opini publik. Ekspresi semacam itu ternyata palsu karena tangan para editor media-lah yang memuluskan mimpi mereka menjadi kenyataan. Sikap yang diharapkan dari publik tentunya sikap kritis bermedia. Metode kesangsian metodis seperti perna diangkat oleh Descartes menjadi sangat urgen di era dataisme.
Daftar
Pustaka
Gusti, Otto Madung,
“Populisme, Krisis Demokrasi, dan Antagonisme”. Jurnal Ledalero, 17:1, Juni 2018
Kristiyanto, Eddy. Sakramen Politik: Mempertanggungjawabkan Memoria.
Yogyakarta: Penerbit Lamalera, 2008.
Mudde, Cas. “Populism: an ideational approach”, in The Oxford Handbook of Populism. https://www.oxfordhandbooks.com/view/10.1093/oxfordhb/9780198803560.001.0001/oxfordhb-9780198803560-e-1.
Noah, Yuval Harari. Homo Deus: Masa Depan Umat Manusia.
Penerj. Yanto Musthofa. Jakarta: Pustaka Alvabet, 2018.
Van,
C.A. Peursen. Susunan Ilmu Pengetahuan. Penerj. J. Drost. Jakarta: Gramedia,
1980.
Yuana, Kumara. 100 Tokoh Filsuf Barat Abad 6 SM - Abad 21 yang
Menginspirasi Dunia Bisnis. Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2010.
[1]Machiavellianisme adalah pemahaman politik dengan
prinsip tujuan (politik) menghalalkan segala cara untuk meraih tujuan tersebut.
Istilah Machiavellianisme berasal
dari nama Niccolo Machiavelli sebagai pencetus prinsip politik ini. Bdk Kumara
A. Yuana, 100 Tokoh Filsuf Barat Abad 6 SM
- Abad 21 yang Menginspirasi Dunia Bisnis (Yogyakarta: Penerbit ANDI,
2010), hlm. 113.